Rabu 13 May 2020 05:39 WIB

Dua Pria Ditangkap Setelah Tolak Pakai Masker

Petugas gedung mengalami luka dan patah tulang.

Rep: Lintar Satria/ Red: Friska Yolandha
Dua orang laki-laki ditangkap setelah menolak mengenakan masker di pasar swalayan Target di California, Amerika Serikat (AS). Mereka ditangkap karena melakukan kekerasan terhadap pegawai dan petugas keamanan Target.
Foto: AP / Francois Mori
Dua orang laki-laki ditangkap setelah menolak mengenakan masker di pasar swalayan Target di California, Amerika Serikat (AS). Mereka ditangkap karena melakukan kekerasan terhadap pegawai dan petugas keamanan Target.

REPUBLIKA.CO.ID, CALIFORNIA -- Dua orang laki-laki ditangkap setelah menolak mengenakan masker di pasar swalayan Target di California, Amerika Serikat (AS). Mereka ditangkap karena melakukan kekerasan terhadap pegawai dan petugas keamanan Target.

Dilansir dari The Hill, Selasa (12/5) pihak berwenang mengatakan kekerasan yang dilakukan dua pria itu mengakibatkan satu orang pegawai Target terluka dan patah tangannya. The Hill melaporkan insiden ini terjadi di area pertokoan Van Nuys pada 1 Mei lalu.

Dalam pernyataannya Departemen Kepolisian Los Angeles mengatakan Phillip Hamilton dan Paul Hamilton menolak memakai masker. Lalu mereka diantar keluar gedung.

Petugas mengatakan saat dua orang itu menuju pintu keluar tiba-tiba salah satu pelaku berbalik dan memukul petugas keamanan. Para pelaku mulai menyerang pegawai dan petugas keamanan.

Berdasarkan rekaman video keamanan salah satu pelaku membanting petugas keamanan ke lantai dan memukulinya berulang kali. Beberapa konsumen datang menghampiri untuk membantu.

Para pelaku ditangkap dan didakwa atas penyerangan dengan jaminan masing-masing sebesar 50 ribu dolar AS. Juru bicara Kepolisian Los Angeles Jim Gavin mengatakan dua orang bersaudara itu tuna wisma.

"Keamanan tamu dan anggota tim kami adalah prioritas utama kami, kami sangat berterimakasih atas bantuan kepolisian lokal dan kami akan memberikan informasi apa pun yang dapat membantu penyelidikan mereka," kata Target dalam pernyataannya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement