Selasa 12 May 2020 23:03 WIB

Wabah Corona, Adaro Kencangkan Efisiensi

Adaro belum melakukan perubahan target perusahaan hingga akhir tahun.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Nidia Zuraya
Presiden Direktur & Chief Executive Officer Adaro Energy Garibaldi Thohir.
Foto: Republika/ Wihdan
Presiden Direktur & Chief Executive Officer Adaro Energy Garibaldi Thohir.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Adaro Energy, Tbk menyebut pandemi Covid-19 membuat perekonomian global melesu. Hal ini juga berdampak pada perusahaan meski diakui tak besar. Untuk mitigasi, perusahaan melakukan efisiensi.

Presiden Direktur Adaro Energy Garibaldi Thohir menjelaskan, dampak pandemi memang berpengaruh pada perekonomian global. Jika dibandingkan krisis-krisis sebelumnya, pandemi ini berdampak lebih besar pada perekonomian. Untuk bisa bertahan, ia mengaku perlu melakukan efisiensi di perusahaan.

Baca Juga

"2020 ini memang menurut saya terus terang yang sedih. Meski memang dalam hal ini, Adaro masih berjalan dengan baik. Meski juga kami harus mengencangkan efisiensi," ujar Garibaldi, Selasa (12/5).

Ia menjelaskan, meski melakukan efisiensi tetapi sampai saat ini perusahaan belum melakukan perubahan target. Sebab, kata Garibaldi sampai saat ini dari sisi penjualan tak begitu terdampak.

"Tapi kita sekarang fokus ke kebutuhan dasar. Bagaimana kita lakukan efisiensi di sana sini. Disatu sisi, ada sesuatu yang tadi, 30 persen biaya kita kan untuk bahan bakar. Kalau bahan bakar turun, kita bisa efisiensi lagi. Meski harga jual ke depan bergejolak," ujar Garibaldi.

Ia juga menjelaskan, selain melakukan berbagai efisiensi, perusahaan juga menjaga pasar ekspor agar tetap bisa menjaga penjualan. Ia menjelaskan meski ada dampak pendemi, namun konsumsi ekspor tidak berkurang banyak.

"Penjualan batu bara, khusus Adaro kan mempunyai customer yang cukup blue chip dan tersebar di seluruh dunia. Jadi gak cuman bergantung pada satu market. Up to first quarter, saya rasa masih on track. Memang, terakhir ini, india melakukan lockdown, ada penurunan di pasar India. Tapi kan, karena kita juga marketnya tersebar jadi kita bisa mengalihkan ke negara lain up to first quarter masih oke," ujar Garibaldi.

Direktur Keuangan Adaro Lukman Lie menjelaskan, 90 persen penjualan batu bara Adaro adalah para pembangkit. Meski memang ada pandemi tetapi sektor kelistrikan tetap jalan. Hal ini membuat konsumsi batu bara masih berjalan.

"Penjualan Adaro itu, 90 persen ke power plant. Jadi meski lockdown kan power plant jalan terus. Jadi, itu yang kta bersyukur, customer kita masih jalan. Kondisi makanya masih oke," ujar Lukman.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement