Selasa 12 May 2020 22:35 WIB

Pelaut Muslim yang Menolong Vasco da Gama

Sejarawan menggelari pelaut Muslim ini 'Singa Lautan'

Ilustrasi pelaut
Foto: pxhere
Ilustrasi pelaut

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebelum kedatangan Islam, bangsa Arab telah dikenal sebagai pelaut yang ulung. Mereka telah mengarungi Samudra Hindia, hingga pulau-pulau Nusantara bahkan Cina.

Pada zaman keemasan Islam, perkembangan ilmu navigasi telah memunculkan para pelaut tangguh. Mereka dapat berkeliling dunia dengan bantuan teknologi yang cukup canggih pada masanya. Dinamika para saintis dan pelaut Muslim ini jauh mendahului bangsa Eropa yang masih tertinggal dalam bidang maritim.

Baca Juga

Berbeda dengan imperialisme Eropa, para pelaut Muslim datang ke tiap negeri tanpa bermaksud menjajah masyarakat setempat. Mereka justru menggiatkan aktivitas perdagangan sekaligus menjembatani kebudayaan-kebudayaan yang berbeda.

Di antara banyak nama yang legendaris, tersebutlah Ahmad bin Majid. Pelaut Arab ini lahir pada 1421 di Ras al-Khaimah (kini bagian dari Uni Emirat Arab) dan wafat pada 1500. Keluarganya sudah akrab dengan dunia perniagaan maritim.

Saat berusia 17 tahun, Ahmad bin Majid sudah pandai mengemudi bahtera. Dunia Barat mengenalnya sebagai pelaut legendaris yang menolong Vasco da Gama dalam pelayarannya.

Pada akhir abad ke-15, da Gama menyelidiki jalur maritim dari Eropa ke India. Pada akhirnya, ekspedisi pelaut Portugis ini membuka jalan bagi permulaan ekspansi kolonialisme Barat atas Asia dan Afrika.

Sejumlah sejarawan menggelari Ahmad bin Majid sebagai ‘Singa Lautan.’ Ini lantaran luasnya pengetahuan Ibnu Majid mengenai ilmu kemaritiman dan juga pengalamannya mengarungi samudra. Dia telah menulis sejumlah buku tentang bidang tersebut.

Di antaranya adalah Fawaidh fi Usl Ilmi al-Bahra wa al-Qawaidah. Isinya lebih mirip ensiklopedia tentang sejarah dan prinsip-prinsip dasar navigasi. Salah satu karyanya menjadi panduan bagi para pelaut di Teluk Persia untuk mencapai pesisir India dan Afrika timur. Pada zamannya, bangsa Eropa belum memiliki pengetahuan yang memadai tentang Samudra Hindia.

sumber : Pusat Data Republika
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement