Selasa 12 May 2020 19:21 WIB

Chatib Basri: Ekonomi Kelas Menengah Bawah Perlu Dibantu

Kelas menengah bawah sangat mungkin jatuh kembali ke kelas miskin.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Indira Rezkisari
 Ekonom Chatib Basri mengingatkan pemerintah memperhatikan pula kondisi kelompok kelas menengah bawah.
Foto: Tahta Aidilla/Republika
Ekonom Chatib Basri mengingatkan pemerintah memperhatikan pula kondisi kelompok kelas menengah bawah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah perlu melindungi keluarga kelas menengah bawah (lower-middle income) di tengah pandemi Covid 19. Ekonom Senior dan Menteri Keuangan 2013-2014 Chatib Basri menjelaskan, saat ini terdapat 115 juta-120 juta orang aspiring middle class atau lower-middle class yang membutuhkan bantuan ekonomi dari pemerintah.

"Mereka kelas menengah masih belum cukup, tapi tidak dapat bantuan sosial, tidak punya tabungan. Di saat seperti ini mereka bisa jatuh ke kemiskinan," kata Chatib Basri dalam diskusi market update online dengan Commonwealth Bank, Selasa (12/5).

Baca Juga

Diasumsikan satu keluarga memerlukan bantuan sekitar Rp 1 juta per bulan, maka diperlukan dana sebesar Rp 30 triliun per bulan. Dalam empat bulan diperlukan anggaran sebesar Rp 120 triliun.

Chatib menjelaskan, anggaran ini dapat diambil dari realokasi perjalanan pemerintah yang sebesar Rp 43 triliun, serta anggaran infrastruktur yang bisa disetop untuk sementara. Proyek infrastruktur bisa digeser hingga tahun depan, dan hanya anggaran pemeliharaan yang masih dipakai.

"Bisa juga pembangunan fisik sekolah," kata Chatib.

Selain itu, pemerintah juga bisa menerbitkan obligasi pemerintah atau meminta bantuan Bank Dunia.

Chatib mengatakan bahwa fundamental ekonomi Indonesia dalam keadaan baik, sehingga akan dapat segera recovery usai pandemi berakhir. Apabila Juni berakhir, ia memperkirakan recovery ekonomi akan lebih cepat yakni akhir tahun ini.

"Kalau lebih panjang, September, perlu konsolidasi 6-8 bulan, jadi recovery baru pertengahan tahun 2021. Kalau sampai Desember, recovery baru terjadi di sekitar paruh dua 2021," jelas Chatib.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement