Selasa 12 May 2020 17:24 WIB

Taufik Hidayat tak Mau Perjalanan Hidupnya Dijadikan Film

Taufik mengaku pernah ada yang menawarkan mengangkat dirinya jadi tema film.

Rep: Fitriyanto/ Red: Endro Yuwanto
Legenda bulu tangkis Indonesia, Taufik Hidayat
Foto: Instagram Taufik Hidayat
Legenda bulu tangkis Indonesia, Taufik Hidayat

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tidak banyak sineas film Indonesia yang mau mengangkat keberhasilan atlet menjadi tema utama. Dari cabang bulu tangkis misalnya, dua legenda pernah diangkat ke layar lebar.

Yang pertama kisah perjalanan si raja smash, Liem Swie King, dengan judul film King yang tayang pada medio 2009.

Sepuluh tahun kemudian para penggemar bulu tangkis kembali dimanjakan dengan dirilisnya film berjudul Susi Susanti Love All pada 24 Oktober 2019. Film yang mengisahkan perjalanan dan juga kisah cinta legenda bulu tangkis Susy Susanti ini termasuk film langka yang mengangkat keberhasilan atlet ke layar lebar.

Kedua Film ini memang tidak terlalu meledak di pasaran. Sementara, film bergenre horor lebih laku bagi penonton film Indonesia. Ini juga yang menjadi penilaian Taufik Hidayat mengapa film Susi Susanti tidak terlalu meledak di pasaran.

Saat menjawab pertanyaan Deddy Corbuzier dalam sebuah kanal YouTube, Taufik Hidayat mengaku walaupun sebagai atlet bulu tangkis, dirinya belum menyaksikan film Susi Susanti. Sehingga ia tidak bisa memberikan penilaian.

"Saya belum menyaksikan filmnya, jadi kalau ditanya kenapa kurang meledak saya tidak tahu. Mungkin di saat yang bersamaan banyak film bagus. Atau mungkin kalah dengan film berbau horor," jelas Taufik.

Ketika ditanya apakah dirinya bersedia difilmkan, Taufik Hidayat dengan tegas menolaknya. "Tidak mau perjalanan saya difilmkan. Baik itu saya yang jadi pemerannya atau ada aktor lain yang memerankan," ujar legenda bulu tangkis tunggal putra ini.

Taufik mengaku pernah ada yang menawarkan untuk mengangkat dirinya menjadi tema film. "Pernah ada tawaran memfilmkan perjalanan saya, tetapi saya menolaknya."

Peraih medali emas Olimpiade 2004 Athena ini justru mengusulkan kalau ingin mengangkat film tentang atlet, bisa mencontoh The Last Dance-nya Michael Jordan yang beberapa saat lalu tayang secara berseri. "Sebaiknya seperti The Last Dance, jadi menceritakan benar-benar perjalanan karier atlet. Apa saja perannya, dan apa saja yang dilakukannya," pungkasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement