Selasa 12 May 2020 16:18 WIB

Kisah Terbunuhnya Paman Nabi Saat Perang Uhud (2-Habis)

Salah seorang paman Nabi terbunuh saat Perang Uhud.

Kisah Terbunuhnya Paman Nabi Saat Perang Uhud (2-Habis). Foto: Jamaah mengunjungi Gunung Uhud sebagai salah satu lokasi bekas perang paling berjarah dalam Islam.
Foto: arab news
Kisah Terbunuhnya Paman Nabi Saat Perang Uhud (2-Habis). Foto: Jamaah mengunjungi Gunung Uhud sebagai salah satu lokasi bekas perang paling berjarah dalam Islam.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mendengar nasihat itu, Wahsyi berangkat ke Madinah. Di hadapan Rasulullah ia menyatakan diri masuk Islam.

Namun, begitu mengetahui Wahsyi adalah pembunuh pamannya, Hamzah, Rasulullah memalingkan mukanya dan tidak mau melihat wajah Wahsyi. Hal itu terjadi sampai beliau wafat.

Baca Juga

Walaupun Wahsyi tahu bahwa Islam menghapus dosa-dosanya yang telah lalu, tapi ia tetap menyesal. Ia tahu, musibah yang ia timpakan kepada kaum Muslimin saat itu sangat besar dan keji.

Ia telah membunuh seorang pahlawan Islam secara licik dan tidak jantan. Karena itu, Wahsyi selalu menunggu kesempatan untuk menebus dosanya.

Setelah Rasulullah wafat, pemerintahan beralih ke tangan Abu Bakar Shiddiq RA. Di bawah pimpinan Musailamah, Bani Hanifah dari Nejed, murtad dari agama Islam. Khalifah Abu Bakar menyiapkan bala tentara untuk memerangi Musailamah dan mengembalikan Bani Hanifah ke pangkuan Islam.

Wahsyi tidak menyia-nyiakan kesempatan itu. Bersama pasukan yang dipimpin oleh Khalid bin Walid, ia berangkat ke medan Yamamah. Tidak lupa lembing yang ia pakai untuk membunuh Hamzah, ia bawa. Dalam hati ia bersumpah akan membunuh Musailamah atau ia tewas sebagai syahid.

Ketika kaum Muslimin berhasil mendesak Musailamah dan pasukannya ke arah “Kebun Maut”, Wahsyi termasuk salah seorang yang selalu mengintai nabi palsu itu.

Saat Al-Barra’ bin Malik berhasil membuka pintu gerbang pertahanan musuh, Wahsyi dan kaum Muslimin tumpah ruah menyerbu markas Musailamah. Seorang Anshar turut mengincar Musailamah seolah-olah tidak boleh ada orang lain yang mendahuluinya.

Wahsyi bin Harb melompat ke depan. Setelah berada dalam posisi yang tepat, ia bidikkan lembingnya ke arah sasaran. Begitu dirasa tepat, Wahsyi melemparkan senjatanya! Lembing melesat ke depan mengenai sasaran.

Pada saat yang sama, prajurit Anshar yang sejak semula turut mengincar, melompat secepat kilat dan memukul leher Musailamah dengan pedangnya.

Hanya Allah-lah yang Mahatahu, siapa sebenarnya yang membunuh Musailamah. Wahsyi atau prajurit Anshar? Jika benar yang membunuhnya adalah Wahsyi, berarti ia telah menebus kesalahannya membunuh Hamzah bin Abdul Muthalib dalam Perang Uhud. Apakah ganjaran orang yang telah membunuh musuh Islam kecuali surga?

sumber : Pusat Data Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement