Selasa 12 May 2020 13:51 WIB

Kasus DBD Meningkat di Karawang

Tiap rumah harus menunjuk satu anggota keluarga jadi jumantik.

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Bilal Ramadhan
Pasien demam berdarah dengue (ilustrasi)
Foto: Republika/Prayogi
Pasien demam berdarah dengue (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG — Pemerintah Kabupaten Karawang meminta masyrakat mewaspadai penyakit-penyakit berbahaya. Selain Pandemi Coronavirus Desease 2019 (Covid-19) masyarakat diminta mengantisipasi penyakit demam berdarah dengue (DBD).

Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang Nanik jodjana menyebutkan saat ini sebagian besar masyarakat peningkatan kasus Covid-19. Padahal kasus DBD di Karawang juga meningkat.

Nanik mengatakan, kasus DBD di Karawang sepanjang sejak Januari hingga April ini terus mengalami kenaikan. Penyakit ini memang biasanya kerap banyak terjadi saat musim hujan.

"Januari ada 18, Februari ada 47, Maret 45, dan April sangat tinggi,154. (Sementara) Mei saya belum tahu ada berapa tapi meninggal satu," kata Nanik, Selasa (12/5).

Nanik menuturkan DBD menjadi penyakit yang juga tidak boleh dianggap remeh. Jika tidka tertangani, penyakit yang disebabkan oleh nyamuk aedes aegypti ini bisa menyebabkan kematian bagi pasiennya. Ia menyebutkan ada pasien DBD juga yang meninggal pada Maret satu orang dan April satu orang.

"Bulan-bulan ini memang musimnya DBD, kita harus waspada,” ujar dia.

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karawang pun dikatakannya mengajak masyarakat tetap mewaspadai DBD. Ia mengajak masyarakat untuk tetap waspada dan melakukan pencegahan DBD.

Salah satunya dengan gerakan 3M (Menguras, Menutup, dan Mengubur tempat penampungan air) dan menunjuk satu anggota keluarga menjadi juru pemantau jentik (jumantik). "Mari tetap waspada DBD, disamping waspada Covid-19," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement