Selasa 12 May 2020 13:45 WIB

Level Enzim Buat Pria Lebih Rentan Terserang Covid-19

Level enzim pria lebih tinggi dibandingkan wanita.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Reiny Dwinanda
Pemeriksaan suhu tubuh. Laki-laki cenderung lebih banyak yang terinfeksi virus corona tipe baru penyebab Covid-19.
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Pemeriksaan suhu tubuh. Laki-laki cenderung lebih banyak yang terinfeksi virus corona tipe baru penyebab Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hasil studi terkini yang digagas para peneliti di Eropa mengungkap kemungkinan alasan pria lebih rentan mengidap penyakit pernapasan Covid-19. Penyebab utamanya adalah level enzim laki-laki yang lebih tinggi dibandingkan perempuan.

Darah pria memiliki kadar tinggi enzim kunci yang digunakan virus corona baru untuk menginfeksi sel-sel tubuh. Enzim bernama angiotensin-converting enzyme 2 (ACE2) tersebut ditemukan di jantung, ginjal, dan organ-organ lainnya.

Baca Juga

Pandemi Covid-19 telah menginfeksi lebih dari empat juta orang di seluruh dunia, dengan kematian hampir sekitar 277 ribu jiwa. Kematian dan jumlah kasus positif lebih banyak dijumpai pada laki-laki, yang juga berisiko menderita komplikasi parah.

Tim peneliti menganalisis ribuan pasien laki-laki dan perempuan dengan mengukur konsentrasi ACE2 dalam sampel darah yang diambil dari sekitar 3.500 pasien gagal jantung dari 11 negara Eropa. Studi telah dimulai sebelum pandemi corona berlangsung.

Begitu penelitian mulai mengarah kepada ACE2 sebagai kunci masuknya corona ke sel tubuh, tim melihat tumpang tindih yang terkait. Hal tersebut disampaikan salah satu peneliti, Iziah Sama, dokter di University Medical Center (UMC) Groningen, Belanda.

"Ketika kami menemukan bahwa salah satu biomarker terkuat, ACE2, jauh lebih tinggi pada pria daripada perempuan, kami menyadari bahwa ini berpotensi menjelaskan mengapa pria lebih mungkin meninggal akibat Covid-19," kata Sama.

ACE2 adalah reseptor pada permukaan sel yang memungkinkan virus corona masuk dan menginfeksi sel. Tidak hanya di paru-paru, jantung, dan ginjal, tim juga mendapati ACE2 pada pria di jaringan yang melapisi pembuluh darah dan kadar tinggi di testis.

Studi yang dipublikasikan dalam European Heart Journal itu memaparkan pula bahwa obat resep umum penghambat ACE atau penghambat reseptor angiotensin (ARB) tidak mengarah pada konsentrasi ACE2 yang lebih tinggi.

ARB biasa diresepkan untuk pasien diabetes, penyakit ginjal, atau gagal jantung kongestif. "Temuan kami tidak mendukung penghentian obat ini pada pasien Covid-19," kata peneliti lain dalam studi, Adriaan Voors, dikutip dari laman Times Now News.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement