Kisah Cucu Nabi Dilarang Memakan Harta Zakat

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Hafil

Selasa 12 May 2020 12:43 WIB

 Kisah Cucu Nabi Dilarang Memakan Harta Zakat. Foto: Ilustrasi Zakat Foto: Republika/Prayogi Kisah Cucu Nabi Dilarang Memakan Harta Zakat. Foto: Ilustrasi Zakat

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Umat Islam yang memiliki kelebihan harta diwajibkan menunaikan zakat. Orang yang wajib membayar zakat disebut muzakki, sementara orang yang berhak menerima zakat disebut mustahik.

Syekh Allamah Muhammad bin Umar an-Nawawi al-Banteni dalam Kitab Syarah Kasyifah as-Saja Fi Syarhi Safinah an-Naja menceritakan kisah Rasulullah Nabi Muhammad SAW melarang cucunya memakan harta zakat. Nabi menjelaskan bahwa harta zakat tidak halal bagi dirinya dan keluarganya.

Baca Juga

Syekh Nawawi al-Banteni menjelaskan, syarat bagi orang yang mengambil atau menerima zakat adalah merdeka, Islam dan bukan termasuk keturunan Hasyim dan Muthollib. Sebab ada sabda Rasulullah SAW yang menyampaikan bahwa harta zakat tidak halal bagi Nabi dan keluarganya.

Rasulullah SAW bersabda: Sesungguhnya zakat-zakat ini adalah kotoran-kotoran manusia dan tidak halal bagi (Nabi) Muhammad dan keluarga (Nabi) Muhammad.

Syekh Nawawi al-Banteni juga mengisahkan perbuatan Rasulullah SAW ketika Hasan (cucu Nabi) meletakkan sebutir kurma dari harta zakat ke dalam mulutnya. Rasulullah mengambil kurma itu dengan air ludahnya dan berkata: Kikh kikh sesungguhnya kami adalah keluarga Muhammad yang tidak halal bagi kami menerima harta zakat.

Syekh Nawawi al-Banteni menjelaskan, pengertian zakat sebagai kotoran manusia adalah bila seseorang tidak menunaikan zakat dari hartanya. Maka hartanya menjadi terkotori sebagaimana baju terkotori oleh kotoran atau noda.