Selasa 12 May 2020 05:37 WIB

Pepaya dan Kambing di Tanzania Dites Hasilnya Positif Corona

Presiden John Magufuli mencopot kepala laboratorium, karena kesalahan pengujian tes.

Presiden Tanzania John Magufuli.
Foto: ibyamamare.com
Presiden Tanzania John Magufuli.

REPUBLIKA.CO.ID, DODOMA -- Pemerintah Tanzania telah menangguhkan kepala laboratorium kesehatan nasional yang bertanggung jawab atas pengujian virus corona, sehari setelah Presiden John Magufuli mempertanyakan keakuratan pengujian tes.

Magufuli, yang dianggap sempat meremehkan efek virus corona di negaranya oleh kalangan oposisi, mengatakan, ia secara diam-diam telah menguji hewan, buah-buahan, dan oli kendaraan yang diberi nama manusia untuk dikirim ke laboratorium. Menurut Magufuli, sebagaimana dilaporkan Aljazeera pada pekan lalu, hasil tes terhadap sampel pepaya, burung puyuh, dan seekor kambing, serta oli kendaraan, dinyatakan positif Covid-19.

Karena itu, ia pun meragukan kredibilitas peralatan laboratorium dan teknisi (medis), serta mempertanyakan data resmi tentang pandemi Covid-19 di Tanzania. Magufuli memerintahkan penyelidikan atas apa yang ia duga sebagai 'permainan kotor' di laboratorium, tetapi tidak mengatakan dari mana alat (tes corona) itu diimpor.

"Peralatan atau orang-orang dapat dikompromikan dan kadang-kadang bisa menjadi sabotase," kata Magufuli dalam pidato yang disiarkan langsung melalui Tanzania Broadcasting Corporation (TBC) yang dikelola pemerintah.

Kepala Aliansi untuk Perubahan dan Transparansi yang juga anggota dewan oposisi pemerintah, Zitto Kabwe membela Direktur Laboratorium Nyambura Moremi, yang dicopot dari jabatannya oleh Magufuli.

"Jangan patah hati karena cara politik mencampuri masalah teknis," tulis Kabwe melalui akun Twitter-nya. "Saya percaya Anda (Moremi) melakukan pekerjaan Anda secara profesional dan Anda akan tetap menjadi salah satu ilmuwan terbaik di Tanzania."

Kepala Komunikasi Kementerian Kesehatan Tanzania, Catherine Sungura, mengatakan, dalam sebuah pernyataan bahwa direktur laboratorium dan manajer penjaminan kualitas telah diskors 'untuk membuka jalan bagi penyelidikan'.

Sungura mengatakan, Komite 10 Orang telah dibentuk untuk menyelidiki operasi laboratorium, termasuk proses pengumpulan dan pengujian sampel Covid-19. Saat itu, Magufuli juga memecat kepala Departemen Toko Medis Pemerintah, yang bertugas mendistribusikan pasokan medis dan peralatan ke rumah sakit pemerintah, tetapi Magufuli tidak memberikan alasan mengenai pemecatan pejabat itu.

Negara yang terletak di Afrika timur, itu pertama kali mengumumkan kasus Covid-19 pada 16 Maret lalu, telah mencatat 480 kasus virus dan 16 kematian. (Data terbaru di laman Worldometers, kasus positif di Tanzania mencapai 509 orang dan 21 kematian).

Dikutip dari The African Exponent, reaksi kepemimpinan Magufuli terhadap pandemi Covid-19 mendapat kritikan dari masyarakat dan parlemen. Di tengah kritik itu, Magufuli menyalahkan para pejabat terkait, dan mengarahkan kesalahan pada alat tes Covid-19 dari negara Barat, baik yang diimpor maupun yang datang sebagai bantuan karena salah atau tidak akurat. Dia mengatakan, "tidak semua bantuan itu baik."

Magufuli percaya bahwa alat tes menunjukkan hasil yang salah setelah dia diam-diam mengirim sampel kambing dan pepaya yang ditandai sebagai sampel manusia ke laboratorium. Setelah sampel hewan dan buah memberikan hasil positif, Magufuli meyakini bahwa alat uji tersebut salah. Dia menuduh alat tes virus corona yang salah adalah alasan banyaknya kasus Covid-19 yang dilaporkan.

Beberapa negara Afrika mengeluh tentang alat tes serupa yang mereka dapatkan sebagai bantuan dari Cina. Namun, di Tanzania, presiden berbagi kesalahan antara pejabat yang memalsukan jumlah uang dan alat tes yang salah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement