Senin 11 May 2020 16:15 WIB

Produksi Sampah Rumah Tangga Meningkat Selama Pandemi

Sampah rumah tangga naik jumlahnya karena masyarakat banyak berkegiatan di rumah.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Andi Nur Aminah
Tumpukan sampah rumah tangga terlihat berceceran di beberapa titik (ilustrasi)
Foto: Republika/Fauzi Ridwan
Tumpukan sampah rumah tangga terlihat berceceran di beberapa titik (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,  UNGARAN -- Pandemi Covid-19 tidak berpengaruh terhadap penurunan produksi sampah di wilayah Kabupaten Semarang. Produksi sampah harian di daerah ini masih tetap normal, seperti halnya sebelum terjadi pandemi.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Semarang, Nurhadi Subroto mengatakan, produksi sampah harian -- selama masa pandemi Covid-19 -- di Kabupaten Semarang tidak ada bedanya, masih tetap tinggi.

Baca Juga

Ia juga mengakui, produksi sampah di sejumlah pasar rakyat memang sedikit berkurang walaupun tidak signifikan. Namun sebaliknya, produksi sampah rumah tangga mengalami kenaikan karena banyak masyarakat yang akhirnya melaksanakan aktivitas di rumah. “Produksi sampah rumah tangga masih tinggi dan bahkan relatif bertambah,” ungkapnya di sela menerima bantuan sembako serta peralatan cuci tangan dari Industri Jamu dan Farmasi PT Sido Muncul Tbk, di kantor DLH Kabupaten Semarang, Senin (11/5).

Nurhadi juga menyampaikan, rata-rata produksi sampah di Kabupaten Semarang yang dihitung saat tiba di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Blondo, Kecamatan Bawen, rata-rata mencapai kisaran 150 ton per hari. Baik sampah organik maupun nonorganik.

 

Selama terjadi pandemi Covid-19, tambahnya, DLH tidak melonggarkan atau bahkan meliburkan seluruh tenaga layanan kebersihan dan persampahan yang jumlahnya mencapai 185 orang. Masing-masing meliputi petugas kebersihan jalan, tenaga angkut maupun petugas di TPA sampah. Artinya, semua petugas tersebut setiap hari terus bekerja untuk menangani dan mengelola kebersihan serta produksi sampah di berbagai wilayah di Kabupaten Semarang.

Baik sampah di tempat-tempat umum, pasar maupun sampah rumah tangga. “Karena meskipun di masa pandemi sampah tetap berproduksi setiap hari, sehingga petugas layanan kebersihan dan persampahan tidak ada yang diliburkan,” tegasnya.

Menurutnya, bantuan pihak swasta berupa peralatan cuci tangan serta bahan kebutuhan pokok bagi petugas layanan kebersihan dan persampahan ini cukup tepat. Karena bagi para pekerja di kantor ada imbauan atau ketentuan untuk bekerja dari rumah (WFH).

 

Tapi kalau petugas layanan kebersihan dan persampahan tidak bisa bekerja dari rumah, nanti sampah jadi menumpuk di mana-mana, karena tidak ada petugas yang membersihkan dan mengangkut. “Namun setiap hari tenaga kebersihan dan persampahan harus selalu ada untuk menangani dan mengelola produksi sampah, agar lingkungan di Kabupaten Semarang ini tetap bersih,” ujarnya.

Terpisah, manager Lingkungan Kawasan Industri Jamu dan Farmasi PT Sido Muncul, Hadi Hartoyo mengungkapkan, hari ini perusahaannya menyalurkan bantuan berupa peralatan cuci tangan serta paket bahan kebutuhan pokok melalui DLH Kabupaten Semarang. Total bantuan yang diserahkan hari ini masing-masing sebanyak 60 unit tempat cuci tangan dan 185 paket bahan kebutuhan pokok, untuk 185 petugas kebersihan serta persampahan di bawah DLH Kabupaten Semarang.

Khusus untuk bantuan peralatan cuci tangan, berupa 60 unit bak tandon air, tidak hanya disalurkan kepada DLH Kabupaten Semarang saja. Namun juga disalurkan untuk lingkungan masyarakat yang ada di sekitar pabrik PT Sido Muncul.

Masing-masing kepada lingkungan Desa Diwak serta Desa Bergas Kidul, di wilayah Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang. “Khusus bantuan peralatan cuci tangan yang disalurkan kepada DLH Kabupaten Semarang rencananya akan ditempatkan di TPA, tempat para petugas tenaga kebersihan dan persampahan beraktivitas,” jelasnya.   

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement