Ahad 10 May 2020 07:20 WIB

Tertekan Pandemi, Mazda Cari Pinjaman 2,8 Miliar Dolar AS

Penjualan Mazda turun 14 persen pada Februari akibat pandemi.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Friska Yolandha
Mazda
Foto: EPA
Mazda

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Perusahaan mobil asal Jepang, Mazda Motor Corp, mencari pinjaman senilai 300 miliar yen atau 2,8 miliar dolar AS dari tiga mega-bank Jepang dan pemberi kredit lainnya. Seorang narasumber yang memahami isu ini mengatakan, kebijakan itu dilakukan agar perusahaan dapat keluar dari tekanan ekonomi akibat epidemi Covid-19.

Seperti dilansir Reuters, Sabtu (9/5), bank-bank besar yang sudah membuat kesepakatan dengan Mazda adalah Mitsubishi UFJ Financial Group, Sumitomo Mitsui Financial Group dan Mizuho Financial Group. Bank Pembangunan Jepang pun telah setuju untuk memberikan pinjaman kepada Mazda.

Ketiga megabank terkait menolak mengomentari permintaan pinjaman, yang juga sudah dilaporkan dalam harian bisnis Nikkei Review sebelumnya. Mazda tidak segera menanggapi permintaan berkomentar.

Mazda, seperti kebanyakan produsen mobil lainnya, telah mengurangi atau menghentikan produksi di pabrik-pabrik di seluruh dunia selama beberapa bulan terakhir. Kebijakan social distancing dan Working From Home (WFH) yang diterapkan pemerintah untuk menekan tingkat penyebaran virus menjadi penyebab utamanya.

Penjualan dan neraca dagang mobil Mazda diketahui telah melemah, bahkan sebelum adanya pandemi menghantam tingkat permintaan. Arus kas perusahaan pun berubah negatif. Pinjaman ini diketahui akan digunakan untuk memperbaiki arus kas dan menambah cadangan kas.

Mazda dijadwalkan mengumumkan kondisi keuangan terbarunya untuk tahun fiskal yang berakhir Maret, Kamis (14/5). Melansir di Nikkei Asian Review, Sabtu, Mazda memiliki hampir 500 miliar yen dalam bentuk tunai dan sekitar 63 miliar yen dalam sekuritas sampai dengan Desember. Produsen mobil ini juga telah mengamankan kredit sekitar 200 miliar yen dari Sumitomo Mitsui Banking dna lembaga keuangan lain.

Tapi, arus kas bebasnya untuk periode April hingga Desember 2019 adalah negatif 130 miliar yen. Pembiayaan baru akan membantu Mazda mempersiapkan diri menghadapi dampak dari pandemi.

Pandemi Covid-19 sangat mempengaruhi kinerja Mazda. Pada Februari, penjualan unitnya turun 14 persen dibandingkan bulan yang sama pada tahun lalu, diikuti penurunan lebih dalam pada Maret, hingga 33 persen. Sebagian besar pabrikan utama Mazda di Jepang dan luar negeri telah ditangguhkan sejak akhir bulan itu.

Prospek penjualan Mazda di Jepang dan Amerika Utara telah memprihatinkan sebelum pandemi. Pada Februari, Mazda menurunkan target penjualan menjadi 1,5 juta kendaraan hingga Maret. Target ini 60 ribu lebih rendah dibandingkan tahun fiskal sebelumnya dan proyeksi awal perusahaan, 1,55 juta kendaraan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement