Sabtu 09 May 2020 21:40 WIB

Nasihat-nasihat Ali bin Abi Thalib

Ali bin Abi Thalib memberikan nasihat kepada sahabatnya di masa fitnah berkecamuk

Ali bin Abi Thalib (ilustrasi)
Foto: NET
Ali bin Abi Thalib (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ali bin Abi Thalib adalah salah seorang sahabat Nabi Muhammad SAW yang paling dekat. Ia adalah keponakan sekaligus menantu Rasulullah SAW karena menikah dengan Fathimah az-Zahra. Selain itu, khalifah keempat itu juga dikenal memiliki wawasan yang luas serta kata-kata penuh hikmah.

Sebagai 'mata air' hikmah, Ali banyak mewasiatkan kepada umat Islam akan kehidupan, baik dalam memenuhi hajat profannya (material) maupun sakralnya (akhirati). Dalam satu kesempatan misalnya, ia bertutur soal hubungan manusia dengan Sang Khaliq.

Baca Juga

Katanya, "Barang siapa telah memperbaiki hubungannya dengan Allah, maka ia akan memperbaiki hubungannya dengan orang lain, dan barang siapa telah memperbaiki urusan akhiratnya, maka ia akan memperbaiki urusan dunianya."

Ali juga menganjurkan kita berpikir dan merenungkan kembali informasi yang kita terima.

"Renungkanlah berita yang kau dengar secara baik-baik (dan jangan hanya menjadi penukil berita). Penukil ilmu sangatlah banyak dan perenungnya sangat sedikit."

Cobaan atau fitnah di masa Khalifah Ali tak kalah hebatnya dengan fitnah-fitnah zaman kini.

Agar tidak terjerumus dan terjebak dalam kubangan fitnah, kepada para sahabatnya Ali berpesan, "Ketika fitnah berkecamuk, jadikanlah dirimu seperti ibnu labun (anak unta yang belum berumur dua tahun), karena ia masih belum memiliki punggung yang kuat untuk dapat ditunggangi dan tidak memiliki air susu untuk dapat diperah."

Begitu pun pandangannya soal manusia yang lemah. Di mata Ali, orang lemah bukan mereka yang tak berdaya menghadapi lawan, tak berharta, atau tidak memiliki kedudukan. 

"Orang yang paling lemah adalah mereka yang tidak dapat menjalin tali persahabatan dengan orang lain, dan lebih lemah darinya adalah orang yang mudah melepaskan persaudaraan dengan sahabatnya," ujar Ali, sebagaimana dinukil dalam Nahjul Balaghah.

sumber : Pusat Data Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement