Sabtu 09 May 2020 01:45 WIB

Deg-degan Menanti Kompetisi Bergulir Lagi

Kompetisi tak hanya sulit bergulir karena corona, tapi juga konflik internal PSSI.

Israr Itah
Foto: Dokpri
Israr Itah

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Israr Itah*

Pecinta sepak bola Korea Selatan (Korsel) bisa kembali tersenyum. Liga sepak bola di negeri mereka bergulir. K-League telah hadir menyapa penggemarnya pada Jumat (8/5).  Partai pembuka mempertemukan Jeonbuk Hyundai Motors sebagai juara K League musim lalu melawan Suwon Samsung Bluewings, peraih Piala FA musim lalu.

Kedua tim bertanding di Jeonju World Cup Stadium. Segala prosedur pencegahan Covid-19 diberlakukan untuk seluruh pihak yang terlibat pada pertandingan ini. Salah satunya tak boleh meludah selama bertanding. Berat bagi pemain, tapi lebih sulit sama sekali tak berlaga setelah liga yang harusnya dimulai Maret lalu tertunda sekitar dua pekan akibat Covid-19.

Para pelatih juga mesti mengenakan masker wajah sepanjang laga. Ini bikin tugas sang juru taktik memberikan instruksi dari pinggir lapangan jadi makin tak mudah. Tapi, apa boleh buat, semua aturan itu akan diikuti seluruh peserta liga.

K-League bukanlah yang pertama menggelar liga sepak bola. Sudah ada Taiwan yang menggulirkan Taiwan Football Premier League 2020 sejak 12 April lalu. Tapi, kompetisi yang diikuti delapan tim ini masih kalah tenar di Asia dibandingkan K-League. Alhasil, sorot mata pecinta sepak bola bakal mengarah ke Korsel.

Dengan berhentinya seluruh liga top dunia, minat terhadap siaran K-League melonjak dibandingkan sebelumnya. Ada 10 pasar luar negeri dari China hingga Kroasia yang tertarik menyiarkannya. Minat media juga datang dari Australia, Jerman, Prancis, Italia, dan Amerika Serikat karena stasiun televisi ingin mengembalikan tayangan sepak bola kembali di layar kaca mereka.

Covid-19 ini memang menyebalkan bagi pecinta sepak bola khususnya, dan olahraga pada umumnya. Seluruh kompetisi, lomba, dan turnamen terhenti karena virus mematikan. Namun seiring keberhasilan beberapa negara menekan tingkat penyebaran virus corona, muncul harapan menyaksikan kembali sajian sepak bola, setidaknya melalui layar kaca.

Liga Vietnam akan menggelar pertandingan pada 24 Mei, mundur dari rencana awal pada 15 Mei. Tapi tak masalah karena Vietnam bakal menjadi negara pertama di Asia Tenggara yang menggelar kembali liganya. Bergulirnya liga secara tak langsung merupakan pesan bahwa Covid-19 'di ambang kekalahan' di negara tersebut.

Di Jerman, Kanselir Angela Merkel sudah memberikan lampu hijau agar kompetisi bisa kembali diputar pada pertengahan bulan ini. Merkel hanya mewanti-wanti klub dan pengelola liga agar menjalankan protokol kesehatan yang ketat agar kompetisi berjalan dengan lancar tanpa menelan korban.

Selebihnya, hampir seluruh negara deg-degan dalam ketidakpastian untuk memulai kembali kompetisi. Di Italia, Serie A tarik ulur dengan pemerintah. Beberapa klub juga menentang kompetisi dilanjutkan. Hal mirip terjadi di Inggris, yang kompetisinya paling dinanti sejagat raya. Belum ada tanggal pasti para pecinta sepak bola bisa menyaksikan lagi gocekan Mohamed Salah, penyelesaian akhir Sergio Aguero, atau umpan cantik Bruno Fernandes. Liga Primer masih menanti perkembangan terkait infeksi virus corona di Inggris.

Indonesia suram

Dari semuanya, mungkin negara kita bisa masuk kategori rumit. Sebab, belum ada tanda-tanda positif penyebaran virus corona akan mereda. Grafis di laman resmi pemerintah covid19.go.id menunjukkan peta Indonesia yang hampir seluruhnya merah. Artinya, nyaris seluruh wilayah Nusantara sudah 'diserbu' oleh corona. Bakal sulit untuk menggelar kompetisi dalam situasi sekarang.

PSSI dan PT Liga Indonesia Baru selaku operator kompetisi sebelumnya sudah menyatakan akan menanti sampai Juni. Atau sampai masa darurat nasional Covid-19 yang berlaku hingga 29 Mei berakhir. LIB belum bisa membuat keputusan jika tak ada keputusan penting terkait keramaian dari pemerintah. Sementara pemerintah juga belum bisa memperkirakan kapan wabah mereda.

Kegamangan pemerintah dalam membuat keputusan terkait memutus mata rantai penyebaran menjadi berkontribusi terhadap ketidakpastian ini. Baru saja memutuskan melarang transportasi antarkota antarprovinsi beroperasi, pemerintah kemudian menganulirnya. Bus, pesawat, kereta api hingga kendaraan pribadi, diizinkan kembali berjalan. Ada syarat dan ketentuan berlaku, tapi tetap menghadirkan celah pelanggaran. Prediksi dan hitungan para ahli yang kompeten tentang berakhirnya penyebaran virus pun kembali mesti direvisi. Kalau sudah begini, peluang untuk menyaksikan kompetisi Liga 1 kembali hadir di tengah kita makin mengecil.

Sejak terhenti 16 Maret lalu, Liga 1 2020 baru memasuki pekan ketiga. Persib Bandung memuncaki klasemen catatan kemenangan 100 persen, sedangkan juara bertahan Bali United berada di posisi kedua dengan nilai tujuh poin. Sesuai pernyataan PSSI pada akhir Maret, jika Juni kegiatan dalam jumlah massa besar belum diperbolehkan, maka Liga 1 2020 dinyatakan berhenti. Sebagai gantinya, PSSI dan LIB akan berusaha menggelar turnamen sebagai pengganti kompetisi.

Tapi bukan itu saja yang menjadi kendala bergulirnya kompetisi, melainkan kisruh internal di PT LIB. Direktur Operasional Sudjarno, Direktur Bisnis Rudy Kangdra, dan Direktur Keuangan Anthony Chandra Kartawiria mengirimkan surat bertanggal 4 Mei 2020 ke seluruh klub yang menjadi pemegang saham di PT LIB. Isinya, mosi tidak percaya terhadap direktur utama PT LIB yang dijabat Cucu Somantri, sosok yang juga menjadi wakil ketua umum PSSI. Ketiga sosok penting di PT LIB ini mengklaim drektur utama LIB membuat sejumlah keputusan sepihak terkait HRD, keuangan, sponsorship dan beberapa hal lain, tanpa rapat direksi. Mereka menyatakan tak ikut bertanggung jawab jika di kemudian hari ada masalah hukum terkait kebijakan-kebijakan yang diklaim sepihak dari direktur utama.

Surat ini ditembuskan kepada ketua umum PSSI, Exco PSSI, Sekjen PSSI, dan Dewan Komisaris PT LIB. Lucunya, tembusan surat juga ditujukan ke wakil ketua umum PSSI yang nota bene dijabat oleh Cucu yang dinilai menjadi pangkal masalah.

Beredarnya surat ini ke media membuat babak baru konflik internal di LIB. Sebelumnya, Cucu diklaim mengangkat anaknya Pradana Aditya Wicaksana untuk menduduki kursi General Manager PT LIB. Rudy Kangdra menyebut bahwa Pradana Aditya menduduki jabatan General Manager (GM) di LIB sejak 3 Maret 2020.

Menurut dia, Pradana ditunjuk langsung oleh Cucu dan posisinya berada di atas para direktur LIB yang ditunjuk di rapat umum pemegang saham (RUPS). Klaim ini kemudian dibantah Cucu. Tapi Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan kemudian mengirimkan surat kepada PT LIB pada akhir April lalu untuk membereskan soal konflik internal. Nyatanya, malah keluar surat mosi tidak percaya dari tiga direktur yang diangkat lewat RUPS tersebut.

Ada banyak spekulasi yang muncul dari kondisi yang terjadi di LIB dan PSSI. Sejumlah pengamat menduga ada pihak-pihak yang sengaja membenturkan Iriawan dan Cucu yang sebelumnya begitu solid menjelang pemilihan pengurus PSSI. Hanya mereka di dalam sana yang tahu persis apa yang sebenarnya terjadi. Apa pun itu, meruncingnya konflik ini akan membuat dilanjutkannya kembali kompetisi Liga 1 2020 akan semakin gelap. Segelap perkiraan kapan wabah corona akan berakhir di negeri ini.

*) Penulis adalah redaktur Republika.co.id

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement