Jumat 08 May 2020 20:18 WIB

Kantor Perwakilan Indonesia di Australia Ditarget Peretas

Kemlu mengakui upaya peretasan kerap terjadi

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Peretasan. Ilustrasi
Foto: PC World
Peretasan. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kementerian Luar Negeri (Kemlu) menginformasikan adanya upaya peretasan di kantor perwakilan Indonesia di Australia. Hal itu sempat dilaporkan New York Times. 

“Yang saya diiinfokan memang ada upaya meng-hack provider di perwakilan kita di Australia,” kata juru bicara Kemlu Teuku Faizasyah saat dikonfirmasi Republika.co.id melalui pesan singkat, Jumat (8/5).

Baca Juga

Namun saat ditanya perihal isi laporan New York Times, Teuku enggan mengonfirmasi. “Saya tidak mengonfirmasi tautan berita di atas. Namun yang saya garis bawahi, upaya peretasan kerap terjadi dan ada satu unit di Kemlu yang bertugas untuk terus mengawal sistem komunikasi yang digunakan Kemlu,” ucapnya.

Dia mengatakan upaya peretasan sebenarnya bukan sesuatu yang luar biasa. Karena upaya-upaya demikian kerap terjadi. “Itu sebabnya saya ingin pertegas karena saya tidak ingin dikaitkan dengan berita tersebut (New York Times). Fakta ada peretasan benar dan upaya tersebut terjadi juga sebelumnya,” ujar Teuku. 

New York Times sempat menerbitkan laporan tentang surel yang dikirim Kedutaan Besar Indonesia di Australia kepada staf kesehatan dan ekologi pemerintah di Negara Bagian Australia Barat. Surel itu berisi lampiran data Microsoft Word. 

Namun ternyata dalam surel tersebut terdapat alat serangan siber yang tak terlihat dan dikenal dengan nama Aria-body. Peretas dapat menggunakan Aria-body untuk mengambil alih komputer dari jarak jauh. Mereka dapat menyalin, menghapus, atau membuat file serta melakukan pencarian ekstensif data perangkat. 

Aria-body memiliki kemampuan untuk menutupi jejaknya dan menghindari deteksi. Sebuah perusahaan keamanan siber di Israel telah mengidentifikasi Aria-body sebagai senjata yang dipegang sekelompok peretas bernama Naikon. Sebelumnya kelompok itu telah dilacak dan mengarah ke militer China. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement