Jumat 08 May 2020 17:22 WIB

Mubalig Jatim Diminta Aktif Edukasi Masyarakat Terkait Covid

Masyarakat diharap mengetahui bahaya covid-19.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Muhammad Hafil
Mubalig Jatim Diminta Aktif Edukasi Masyarakat Terkait Covid. Foto: Ilustrasi Dai
Foto: Foto : MgRol112
Mubalig Jatim Diminta Aktif Edukasi Masyarakat Terkait Covid. Foto: Ilustrasi Dai

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meminta mubalig ikut aktif mengedukasi masyarakat mengenai bahaya virus corona atau Covid-19. Menurut Khofifah, hal ini penting mengingat tidak sedikit masyarakat yang masih menggelar ibadah di masjid tanpa mengindahkan protokol pencegahan penularan Covid-19.

Padahal, lanjut Khofifah, pemerintah dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah mengeluarkan maklumat untuk beribadah di rumah selama pandemi Covid-19. "Jadi saya berharap besar para mubalig, ustadz, maupun tokoh-tokoh agama di Jatim bisa aktif turut membantu pemerintah mensosialisasikan tentang bahaya Covid-19 kepada masyarakat luas, termasuk pencegahannya," kata Khofifah di Surabaya, Jumat (8/5).

Baca Juga

Khofifah mengatakan, peran mubalig sangat strategis bersama-sama pemerintah menghadapi pandemi ini. Oleh karena itu, mubalig diharapkannya  mampu memberi penjelasan secara ilmiah dan pencerahan, serta perspektif positif kepada masyarakat luas bagaimana cara menghadapi wabah. Utamanya, dalam sudut pandang agama Islam.

Sehingga, lanjut Khofifah, masyarakat bisa lebih bijak dalam bersikap karena memiliki pemahaman yang utuh. Baik secara ilmiah maupun spiritual. Cara ini, lanjut Khofifah, juga efektif dalam menangkal hoax yang membuat kegaduhan di masyarakat.

"Islam menjabarkan secara detil bagaimana sikap seorang Muslim saat berhadapan dengan wabah penyakit. Nah, para mubalig bisa menambahkan pesan tentang harus memakai masker, penerapan physical distancing, jangan dulu mudik, dan lain sebagainya," ujar Khofifah.

Khofifah berharap, pandemi Covid-19 ini tidak dianggap sepele oleh masyarakat. Protokol kesehatan harus secara ketat dan disiplin diterapkan guna mencegah munculnya klaster dan episentrum baru penyebaran Covid-19. Apalagi di Kota Surabaya, yang saat ini menjadi episentrum penyebaran Covid-19 di Jatim.

"Jadi ini tidak mudah, tidak sesederhana yang dipikirkan. Merawatnya pasien Covid-19 pun sangat ribet karena harus memakai APD. Banyak kasus ambulan dari rumah sakit yang tidak diperkenankan jika digunakan untuk merujuk pasien positif Covid-19," kata Khofifah.

Ketua Majelis Syuro Badan Koordinasi Muballig Seluruh Indonesia (Bakomubin) KH. Iswadi Idris menyampaikan, pihaknya siap mendukung dan membantu program pemerintah, dalam menanggulangi wabah Covid-19. Iswadi mengaku, telah mengumpulkan mubalig-mubalig untuk selalu mensosialisasikan ke masyarakat terkait pencegahan penularan Covid-19.

"Kemarin saya rapat dengan sekitar 100 muballig yang menyatakan sangat mendukung peraturan Gubernur dan protokol-protokol kesehatan, mendukung lahir batin termasuk menyerukan kepada para jamaah," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement