Jumat 08 May 2020 10:42 WIB

Turki Sambut Baik PM Baru Irak

Kementerian Luar Negeri Turki berharap al-Khadimi dapat membawa Irak melalui krisis

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Christiyaningsih
Perdana Menteri Irak yang baru terpilih Mustafa al-Kadhimi menyampaikan pidatonya di Baghdad pada Rabu (6/5). Kementerian Luar Negeri Turki berharap al-Khadimi dapat membawa Irak melalui krisis.
Foto: EPA
Perdana Menteri Irak yang baru terpilih Mustafa al-Kadhimi menyampaikan pidatonya di Baghdad pada Rabu (6/5). Kementerian Luar Negeri Turki berharap al-Khadimi dapat membawa Irak melalui krisis.

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Turki menyambut baik pengesahan Perdana Menteri Irak, Mustafa al-Kadhimi, setelah parlemen menyetujui kabinet parsial untuk mengambil kendali di tengah krisis fiskal dan pandemi virus corona. Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Luar Negeri Turki berharap al-Khadimi dapat membawa Irak melalui krisis saat ini.

"Kami menyambut mosi kepercayaan yang diberikan oleh Parlemen Irak kepada Pemerintah baru. Kami berharap sukses kepada PM Mustafa al-Kadhimi yang telah memikul tanggung jawab kritis pada saat seluruh dunia melewati masa yang penuh tantangan," ujar pernyataan Kementerian Luar Negeri Turki.

Baca Juga

Sebanyak 255 dari 329 anggota parlemen mengambil bagian dalam pemungutan suara. Mereka menyetujui 15 menteri dari rencana awal 22 menteri, dengan saat ini kursi tujuh menteri masih kosong termasuk menteri perminyakan dan menteri luar negeri.

Kementerian Luar Negeri Turki optimistis bahwa pemerintah baru Irak akan mengambil langkah untuk merangkul semua konstituen rakyat. Termasuk memenuhi harapan mereka dan berkontribusi pada stabilitas kawasan.

"Kami siap bekerja dengan pemerintah baru dalam semangat kerja sama di semua bidang yang mungkin, pertama dan terutama di bidang keamanan, perdagangan, investasi, dan pembangunan kembali atas dasar kepentingan bersama, seperti halnya dengan pemerintah Irak sebelumnya," ujar pernyataan Kementerian Luar Negeri Turki.

Para kandidat untuk kementerian kehakiman, pemindahan dan migrasi, pertanian, perdagangan, dan budaya dan pariwisata ditolak oleh parlemen Irak. Sementara pemungutan suara atas kementerian minyak dan kementerian luar negeri ditunda karena tidak ada kandidat yang ditentukan.

Al-Kadhimi dicalonkan pada April, beberapa bulan setelah pendahulunya Adil Abdul Mahdi didesak untuk mengundurkan diri. Ini adalah pertama kalinya perdana menteri mengundurkan diri sebelum masa akhir jabatannya sejak invasi Amerika Serikat pada 2003.

Abdul Mahdi didesak untuk mundur atas dugaan kasus korupsi. Hal ini memicu aksi protes besar-besaran pada awal Oktober. Aksi protes ini setidaknya telah menewaskan 496 warga Irak dan 17 ribu lainnya luka-luka.

sumber : https://www.aa.com.tr/en/turkey/turkey-welcomes-vote-of-confidence-to-iraqi-government/1832489
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement