Jumat 08 May 2020 09:59 WIB

Kemendikbud: Pandemi Tuntut Sektor Pendidikan Berinovasi

Saat pandemi ini, hampir seluruh kampus melaksanakan pembelajaran daring

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Gita Amanda
Pandemi Covid-19 menuntut sektor pendidikan di Indonesia untuk berbenah melakukan berbagai inovasi dan adaptasi.  Foto kuliah Online (ilustrasi)
Pandemi Covid-19 menuntut sektor pendidikan di Indonesia untuk berbenah melakukan berbagai inovasi dan adaptasi. Foto kuliah Online (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pandemi Covid-19 menuntut sektor pendidikan di Indonesia untuk berbenah melakukan berbagai inovasi dan adaptasi. Plt Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikdbu) Nizam mengatakan, saat ini, kampus harus menindaklanjuti instruksi presiden terkait belajar dari rumah.

Nizam mengatakan, sebenarnya pola pembelajaran dalam jaringan (daring) sudah didorong sejak era tahun 2000-an melalui berbagai platform. Namun, belum banyak kampus yang mengaplikasikan pembelajaran daring.

Baca Juga

"Saat pandemi ini, hampir seluruh kampus melaksanakan pembelajaran daring. Menurut survei yang dilakukan April lalu, 95 persen perguruan tinggi melaksanakan pembelajaran daring," kata Nizam, dalam keterangannya, Jumat (8/5).

Ditjen Dikti telah menyediakan platform pembelajaran daring SPADA yang bisa digunakan secara bersama-sama. Khususnya bagi kampus yang belum memiliki Learning Management System (LMS) pelaksanaan proses pembelajaran daring.

Lebih lanjut, Nizam melihat saat ini pelaksanaan pembelajaran daring di kampus berjalan lebih efisien. Di awal pelaksanaan pembelajaran daring memang sempat ditemui kegamangan, namun ia mengatakan dosen dan mahasiswa cepat beradaptasi.

Terkait antisipasi jika pandemi Covid-19 melebihi jangka waktu yang diperkirakan, Nizam menyatakan telah menyiapkan beberapa skenario antisipasi. Namun demikian Nizam menegaskan tidak perlu menyiapkan kurikulum darurat.

Perguruan tinggi dapat memanfaatkan teknologi untuk proses pembelajaran daring. "Tidak perlu kurikulum darurat. Tinggal bagaimana perguruan tinggi memanfaatkan teknologi secara efektif dan efisien untuk pelaksanaan pembelajaran daring baik secara sinkronis maupun asinkronis," kata dia lagi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement