Kamis 07 May 2020 09:44 WIB

Dukhan, Dajjal dan Misteri Ibnu Shayyad

Ibnu Shayyad mengetahui peristiwa itu melalui tenung

Menanti Kiamat Datang
Foto: Rendra Purnama/Republika
Menanti Kiamat Datang

REPUBLIKA.CO.ID, Dukhan tengah menjadi satu pembahasan di kalangan masyarakat Muslim. Kemunculan hadis palsu yang mengungkapkan, dukhan akan terjadi pada 15 Ramadhan besok menjadi pemicu. Terlebih, umat manusia di seantero dunia sedang menghadapi masalah wabah yang disebabkan virus Corona Baru atau Covid-19.

Ibnu Shayyad, seorang keturunan Yahudi yang hidup pada masa Rasulullah SAW pernah membaca pikiran Rasulullah saat mengatakan sesuatu. Perkataan tersebut adalah Ad-Dukh. Dalam hadis Shahihain, terungkap peristiwa dimana Rasulullah menemui Ibnu Sayyad dikediamannya.

"Sesungguhnya aku sekarang menyembunyikan sesuatu terhadapmu" Ibnu Shayyad menjawab, "Itu adalah Ad-Dukh," (Belum lagi Ibnu Sayyad merampungkan ucapannya) Rasulullah Saw. memotongnya, "Terhinalah kamu, kamu tidak akan dapat melampaui takdirmu (kedudukanmu).

Imam Ibnu Katsir menjelaskan, Rasulullah Saw. menyembunyikan terhadapnya firman Allah Swt.: Maka tunggulah hari ketika langit membawa kabut (dukhan) yang nyata (Ad-Dukhan: 10).

Imam Ibnu Katsir  mengungkapkan, di dalam hadis ini terkandung pengertian yang menunjukkan bahwa peristiwa yang dimaksud masih dinanti-nantikan kedatangannya. Ibnu Shayyad mengetahui peristiwa itu melalui  tenung dan mengatakannya melalui lisan jin. Jin yang mengajarkan kepadanya kalimat itu, karena itulah Ibnu Sayyad mengatakannya bahwa peristiwa tersebut adalah Ad-Dukh, yakni Dukhan. 

Pada saat itu, Rasulullah Saw. segera mengetahui cara yang dipakai oleh Ibnu Shayyad, bahwa ia memakai cara setan. Nabi Saw segera memotongnya melalui sabdanya: Terhinalah engkau, engkau tidak akan dapat melampaui kedudukanmu.

Ibnu Shayyad merupakan seorang anak lelaki yang lahir dari bangsa Yahudi.  Kehadirannya mengundang kontroversi di Madinah. Tanda-tanda ditubuhnya mirip dengan Dajjal. Dia suka bergumam sendirian.

Sepeninggal Rasulullah SAW, Ibnu Shayyad memutuskan untuk memeluk agama Islam. Meski demikian, dia masih dijauhi. Ketika dia ikut pergi menunaikan haji dan umrah bersama dengan rombongan para sahabat, dia mendekati Abu Sa’id Al Khudri.

Ibnu Shayyad meletakkan barang perbekalannya bersama dengan barang Abu Sa’id. Dia pun mengeluhkan kondisinya kepada Abu Sa’id. 

“Wahai Abu Sa’id, aku ingin mengambil tali lalu aku gantungkan di pohon kemudian aku gantung diri karena yang dikatakan banyak orang terhadapku. Wahai Abu Sa’id, siapa yang tidak mengetahui hadis  Rasulullah SAW. Kalian wahai kaum Anshar, tidaklah samar bagi kalian. Bukankah kalian termasuk yang paling tahu hadis Rasulullah SAW? Bukankah ia pernah bersabda bahwa ia (Dajjal) kafir, sementara aku Muslim? Bukankah Rasulullah SAW besabda bahwa ia (Dajjal) mandul, sementara aku punya anak? Dan aku tinggalkan ayahku di Madinah. Bukankah Rasulullah SAW pernah bersabda bahwa ia (Dajjal) tidak bisa memasuki Madinah dan Makkah sementara aku telah meninggalkan Madinah dan sekarang aku hendak ke Makkah? 

Abu Sa’id pun hampir menerima alasan yang disampaikan Ibnu Shayyad. Namun, Ibnu Shayyad kemudian melanjutkan perkataannya. “Ingat, demi Allah aku mengetahuinya (Dajjal). Aku mengetahui kelahirannya dan posisi sekarang dia berada. Abu Sa’id kemudian menjawab, “Celakalah kau sepanjang hari ini.” (HR Muslim 2927). Dalam riwayat lain dikatakan jika Ibnu Shayyad tidak menolak jika dia menjadi Dajjal. 

Sebagian ulama menyatakan jika Ibnu Shayyad memang Dajjal. Umar bin Khattab bahkan pernah bersumpah jika lelaki tersebut Dajjal. Ulama lainnya mengungkapkan,dia hanyalah dukun bukan Dajjal.

Mengenai Dukhan sendiri, ulama juga berbeda pendapat. Sebagian mengatakan jika Dukhan sudah terjadi pada masa Quraisy sebagian lagi mengungkapkan, Dukhan merupakan salah satu tanda akhir zaman bersama kehadiran Dajjal. Hal tersebut sesuai dengan hadis. 

Abu Sarihah alias Huzaifah ibnul Usaid Al-Gifari r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. muncul menuju ke arah kami dari 'Arafah, sedangkan kami saat itu sedang membicarakan tentang hari kiamat. Maka beliau bersabda:

Hari kiamat tidak akan terjadi sebelum kalian melihat sepuluh tanda (yang mengawalinya), yaitu terbitnya matahari dari arah barat, Dukhan (kabut), Dabbah (binatang melata), keluarnya yajuj dan Majuj, munculnya Isa putra Maryam dan Dajjal: terjadinya tiga kali gempa hebat, satu kali gempa di timur, satu kali gempa di Barat, dan satu kali lagi gempa di Jazirah Arabia; dan munculnya api dari daerah pedalaman 'Adn yang menggiring manusia —atau menghimpunkan manusia— api itu ikut menginap bersama mereka di tempat mereka menginap, dan ikut istirahat bersama mereka di tempat mereka istirahat. N wallahu'alam

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement