Rabu 06 May 2020 13:44 WIB

BI dan OJK Persiapkan Tambah Plafon Keringanan Kredit UMKM

BI nilai pertumbuhan kredit akan banyak dipengaruhi program restruturisasi kredit.

Rep: Novita Intan/ Red: Dwi Murdaningsih
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo menyampaikan perkembangan ekonomi terbaru dalam konferensi virtual, Rabu (22/4).
Foto: Dok. Bank Indonesia
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo menyampaikan perkembangan ekonomi terbaru dalam konferensi virtual, Rabu (22/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Bank Indonesia menyebut pihaknya bersama pemerintah dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sedang menyiapkan program restrukturisasi kredit sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Program yang dinamakan Program Pemulihan Ekonomi akan diumumkan dalam waktu dekat.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan program tersebut salah satunya diatur penundaan angsuran pokok dan bunga enam bulan.

Baca Juga

"Dan kemungkinan tambahan plafon dari kredit. Ini sedang proses oleh BI, OJK dan pemerintah," ujarnya saat konferensi video di Jakarta, Rabu (6/5).

Selain mengenai restrukturisasi kredit UMKM, Perry menyebut program tersebut akan diatur mengenai keringanan kredit bagi segmen korporasi dan komersial. Menurutnya di tengah perlambatan ekonomi akibat pandemi corona, pertumbuhan kredit akan lebih banyak dipengaruhi oleh kebijakan restrukturisasi dalam Program Pemulihan Ekonomi.

"BI mendukung penyaluran kredit melalui penyediaan likuiditas dengan tambahan Rp 503,8 triliun. Kalau bank perlu tambahan akan kami tambah," ucap dia.

Terkait dengan potensi pemangkasan suku bunga untuk mendukung penyaluran kredit, Perry mengatakan kondisi saat ini lebih efektif melalui penyediaan likuiditas. "Kebijakan suku bunga diprioritaskan untuk stabilisasi nilai tukar," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement