Rabu 06 May 2020 12:39 WIB

Ekonomi Jabar Tumbuh Melambat Hanya 2,73 Persen

BI akan terus mencermati perkembangan dan prospek perekonomian Jawa Barat tahun 2020

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Hiru Muhammad
Wabah Covid-19 telah memaksa pertumbuhan ekonomi di banyak daerah terhambat yang memicu angka pengangguran. Tampak Gubernur Jabar Ridwan Kamil, memantau harga ke Pasar Sederhana Kota Bandung, untuk memastikan pasokan bahan pokok aman selama libur sekolah karena corona, Rabu (18/3).
Foto: Istimewa
Wabah Covid-19 telah memaksa pertumbuhan ekonomi di banyak daerah terhambat yang memicu angka pengangguran. Tampak Gubernur Jabar Ridwan Kamil, memantau harga ke Pasar Sederhana Kota Bandung, untuk memastikan pasokan bahan pokok aman selama libur sekolah karena corona, Rabu (18/3).

REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG--Perekonomian Jawa Barat pada triwulan I/2020 tercatat tumbuh melambat sebesar 2,73 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pada triwulan IV/2019 yang mencapai 4,11 persen (yoy).

Menurut Kepala Kantor Perwakilan wilayah Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat Herawanto, perlambatan konsumsi rumah tangga terjadi seiring dengan penurunan pendapatan masyarakat sebagai dampak Covid-19. Hal ini berujung adanya PHK dan perumahan tenaga kerja di berbagai sektor ekonomi.

Menurut Herawanto, investasi berupa PMTB (Pembentukan Modal Tetap Bruto) tumbuh di bawah kemampuan normalnya, seiring dengan menurunnya investasi fisik berupa barang modal akibat ketidakpastian ekonomi yang tinggi. 

"Sehingga investor cenderung beralih pada instrumen investasi yang dianggap aman, khususnya emas," ujar Herwanto, Selasa (6/5).

Terkait ekspor, terjadi kontraksi karena menurunnya volume perdagangan dunia akibat pelemahan permintaan global menyusul kebijakan social distancing dan travel warning untuk mencegah penyebarluasan Covid-19. Sementara impor mengalami kontraksi lebih dalam seiring dengan perlambatan kinerja ekonomi China sebagai negara pemasok bahan baku industri terbesar di Jawa Barat. 

Sedangkan perlambatan kinerja industri pengolahan, kata dia, dipengaruhi oleh penurunan permintaan ekspor oleh negara mitra dagang searah dengan kondisi perekonomian global yang terkoreksi dalam pada triwulan I 2020. Hal ini juga dipengaruhi oleh menurunnya kinerja rantai pasok global akibat Covid-19. 

"Kinerja perdagangan juga tertekan karena penurunan daya beli masyarakat akibat penurunan pendapatan, di samping keterbatasan mobilitas masyarakat sebagai konsekuensi kebijakan penanganan penyebaran Covid-19," paparnya.

Sementara itu, kinerja konstruksi yang masih stabil seiring dengan berlanjutnya proyek-proyek infrastruktur di Jawa Barat pada awal tahun 2020, seperti Tol Cisumdawu dan Pelabuhan Patimban.

BI akan terus mencermati perkembangan dan prospek perekonomian Jawa Barat tahun 2020. "Potensi risiko perekonomian global akibat pandemi Covid-19 perlu segera diatasi, khususnya terkendalanya perdagangan luar negeri yang berimbas pada kinerja industri Jawa Barat," kata Herawanto.

Selain itu, BI juga mencermati perlunya menjaga daya beli masyarakat. Serta berharap segera pulihnya aktivitas perdagangan untuk mendorong permintaan domestik di sepanjang tahun 2020. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement