Selasa 05 May 2020 16:46 WIB

Konsumsi Melambat, BKF: Percepat Penyaluran Bansos

Pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada kuartal pertama 2020 hanya 2,84 persen.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Nidia Zuraya
Dana Bansos
Foto: Antara
Dana Bansos

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu memastikan, pemerintah terus menyiapkan berbagai skenario dampak dari pandemi Covid-19 terhadap pertumbuhan ekonomi. Khususnya setelah melihat realisasi pertumbuhan ekonomi yang melambat menjadi 2,97 persen pada kuartal pertama, dari 5,07 persen pada kuartal pertama 2019.

Salah satu skenario yang disiapkan adalah terkait percepatan pemberian bantuan sosial. Febrio menjelaskan, skenario ini berkaca dari perlambatan pertumbuhan konsumsi rumah tangga dari 5,02 persen pada kuartal pertama tahun lalu menjadi hanya 2,84 persen.

Baca Juga

"Penurunan kinerja konsumsi yang tajam di kuartal pertama 2020 ini memperkuat urgensi percepatan penyaluran bantuan sosial di kuartal kedua," kata Febrio dalam keterangan resmi yang diterima Republika.co.id, Selasa (5/5).

Sementara itu, dari sisi produksi, program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) untuk UMKM menjadi sangat kritikal dan perlu dilaksanakan secepatnya. Dengan bantalan pada kedua sisi ini, Febrio berharap, pemerintah dapat membantu meringankan tekanan terhadap rumah tangga maupun pelaku usaha, terutama UMKM.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, kini memang sedang terjadi shock demand yang tergambarkan dari perlambatan konsumsi rumah tangga. Terlebih, dengan adanya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) pada kuartal kedua untuk membantu memotong penyebaran virus.

Bahkan, menurut Airlangga, terdapat beberapa perkiraan bahwa pada Mei akan terjadi tethering off. Oleh karena itu, pemerintah sedang menyiapkan program exit strategy dari kondisi pandemi ini, agar masalah bencana di kesehatan tidak merambat ke sektor lain.

"Pemerintah akan menggunakan metode normal baru. Misalkan pabrik harus menjalankan protokol Covid-19 (jika ingin beroperasi), dan juga tetap menggunakan masker yang sedang disiapkan BNPB," ujar Airlangga.

Sebelumnya, Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama 2020 menjadi laju pertumbuhan terlambat selama sembilan tahun terakhir. "Kalau kita lihat, ini terendah sejak triwulan satu tahun 2001," ujarnya dalam konferensi pers secara virtual, Selasa (5/5).

Tapi, Suhariyanto menekankan, situasi tahun ini tidak dapat dibandingkan begitu saja dengan tahun-tahun sebelumnya. Sebab, situasi yang dihadapi saat ini sangat berbeda. Pandemi Covid-19 yang belum diketahui kapan selesai menyebabkan situasi ekonomi dan sosial dunia diliputo ketidakpastian.

Suhariyanto mengatakan, pemerintah berupaya menangkal dampak negatif dari pandemi Covid-19, terutama ke kesehatan dan ekonomi. "Sudah banyak upaya dilakukan, tapi kita semua tidak bisa prediksi sampai kapan Covid-19 berlalu," tuturnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement