Selasa 05 May 2020 16:31 WIB

Pemerintah Siapkan Bansos Rp 600 Ribu untuk Petani

Bantuan terdiri dari bibit/pupuk dan uang tunai akan diberikan ke 2,7 juta petani.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Ratna Puspita
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo
Foto: Kementan
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah segera menyalurkan bantuan sosial senilai Rp 600 ribu untuk 2,7 juta petani dalam kategori miskin. Bantuan yang rencananya akan diberikan selama kurun waktu tiga bulan tersebut terdiri dari dua bagian, yakni Rp 300 ribu berbentuk bantuan sarana produksi seperti bibit atau pupuk, dan Rp 300 ribu sisanya dalam bentuk uang tunai. 

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menjelaskan, bansos ini diberikan untuk membantu perekonomian rumah tangga petani yang terdampak Covid-19. Petani kategori miskin yang berhak menerima bansos ini, antara lain petani serabutan, petani berstatus buruh tani, dan petani penggarap. 

Baca Juga

Nantinya, Kementan yang akan bertanggung jawab terhadap penyaluran bantuan sarana produksi pertanian senilai Rp 300 ribu. Sedangkan sisanya, bansos tunai senilai Rp 300 ribu akan disalurkan oleh Kementerian Desa PDTT.

Syahrul menekankan penyaluran bansos bagi petani ini harus tepat sasaran. Pemerintah pun menyusun skema penyaluran bansos secara by name by address untuk setiap rumah tangga petani penerima. 

Saat ini, data 2,7 juta petani penerima sedang divalidasi oleh dua kementerian yang bertanggung jawab menyalurkan bansos petani. Data, ujar Syahrul, dikumpulkan secara berjenjang dari level terbawah, kelompok tani. 

"Implementasinya, bansos turun, maka level pusat sampai provinsi dan kabupaten tidak akan melihat dananya. Dana ini akan bergulir langsung ke Kostra Tani tingkat kecamatan, di sana kelompok taninya akan membagikan sendiri kepada penerima secara by name by address yang ada," jelas Syahrul. 

Cara penyaluran bansos yang melibatkan setiap Kostra Tani dan kelompok tani diharapkan akan memastikan bantuan tepat sasaran. Bansos berbentuk dalam bentuk uang tunai diharapkan dapat menyokong daya beli petani di level bawah. 

Sementara bansos berbentuk sarana produksi pertanian diharapkan mampu mendorong petani secara mandiri menanami pekarangannya dengan tanaman pangan. Cara-cara ini diharapkan mampu mendukung kehidupan keluarga petani di tengah pandemi Covid-19. 

"Juga masuk ke family farming atau tanaman pekarangan di sekitar rumah dan mudah-mudahan ini bisa masuk ke orang-orang yang memang butuh. Misalnya petani miskin yang selama ini hidup di luar, kemudian kembali ke desa dan ternyata terdampak covid. Ini semua dalam validasi," jelas Syahrul. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement