Selasa 05 May 2020 12:54 WIB

Pandemi Covid-19 jadi Cobaan Luar Biasa Bagi Kaum Tunanetra

Para tukang pijat di Pekanbaru kehilangan banyak pelanggan selama wabah corona.

 Penyandang Tuna Netra berprofesi pemijat (ilutstrasi).
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Penyandang Tuna Netra berprofesi pemijat (ilutstrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU - Ketua Persatuan Tunanetra Indonesia (Pertuni) Kota Pekanbaru, Provinsi Riau Suparman mengungkapkan, wabah corona yang telah terjadi hampir dua bulan terakhir menjadi cobaan berat bagi anggotanya. Menurut dia, sebelum pandemi, pekerjaan adalah hal yang sangat sulit dicari. "Sekarang semakin sulit pendapatan selama wabah COVID-19," ujar dia di Pekanbaru, Selasa (4/5).

Suparman mengatakan, Pertuni Kota Pekanbaru beranggotakan 65 kepala keluarga, sebagian besar bekerja sebagai tukang pijat, ada pula yang menjadi pengamen. "Mayoritas anggota kita berprofesi sebagai tukang pijat. Hampir tidak ada orang yang mau pijat lagi," katanya.

Ia menuturkan, usaha layanan pijat sepi pelanggan sejak wabah COVID-19 masuk ke Pekanbaru. Langganan layanan pijat Suparman pun terus berkurang semasa wabah. "Bulan Januari saya bisa dapat panggilan 80 orang, bulan Februari turun jadi 60 orang, bulan April turun tinggal 15 orang, dan bulan Mei ini baru satu orang," katanya.

Ia mengatakan, tunanetra yang menjadi tukang pijat sudah sangat berhati-hati dalam menangani pelanggan agar tidak tertular virus corona. Mereka mengenakan masker dan mengukur suhu tubuh pelanggan untuk mendeteksi kemungkinan pelanggan sakit sebelum memijat. "Kalau badannya panas kita lebih baik tidak memijatnya," kata Suparman.

Namun dia mengatakan, kontak fisik langsung tidak terhindarkan dalam memberikan layanan pijat. Tukang pijat tunanetra tidak bisa menggunakan sarung tangan karena mereka mengandalkan indra peraba dalam memberikan terapi pijat. "Karena harus dengan sentuhan langsung orang jadi takut untuk pijat," katanya.

Suparman mengatakan, Pertuni berusaha menggalang dana dari donatur untuk membantu meringankan beban tunanetra yang kehilangan mata pencarian selama wabah COVID-19.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement