Selasa 05 May 2020 11:21 WIB

Kementan Cetak SDM Pertanian Unggul Melalui Virtual Literacy

Kedaulatan pangan dan kesejahteraan petani merupakan dua sisi mata uang

Kementerian menggelar seminar online Strategi Cetak Sumber Daya Manusia Pertanian Unggul Melalui Gerakan Literasi
Foto: Kementan
Kementerian menggelar seminar online Strategi Cetak Sumber Daya Manusia Pertanian Unggul Melalui Gerakan Literasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) yang menaungi tujuh politeknik dan tiga SMK-PP selalu mendorong adanya gerakan literasi. Literasi merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas SDM. Secara umum, literasi diartikan kemampuan seseorang untuk membaca, menulis, dan berbicara untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.

“Pertanian kita harus berorientasi pada pertanian maju, mandiri, dan modern,” ungkap Sekretaris Jenderal Kementan Momon Rusmono mengutip pernyataan Menteri Pertanian  Syahrul Yasin Limpo (SYL) pada pembukaan virtual literacy, Senin (4/5).

Baca Juga

Kedaulatan pangan dan kesejahteraan petani merupakan dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan. “Dalam pembangunan pertanian, ada dua hal yang tidak bisa diitnggalkan dalam setiap periodenya. Pertama, berbicara tentang kewajiban mewujudkan kedaulatan pangan. Yang kedua, kedaulatan pangan tidak bermakna apa-apa kalau pelakunya tidak sejahtera,” kata dia menambahkan.

Kesimpulannya, dalam mewujudkan kedaulatan pangan, kunci utama terletak pada kualitas SDM. Kementerian Pertanian berkewajiban untuk menciptakan SDM pertanian yang unggul dengan berbagai cara.

Pada kesempatan lain, Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi menyampaikan bahwa pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan merupakan tiga pilar utama pembangunan SDM pertanian. "Kunci dari keberhasilan pembangunan pertanian ada pada SDM pertanian. Tak hanya ASN pusat dan daerah, tetapi pelaku utama dan pelaku usaha, serta stakeholder pertanian lainnya pun memiliki peranan," ungkap Dedi.

Kepala Pusat Pendidikan Pertanian (Kapusdiktan) Idha Widi Arsanti, selaku narasumber dalam virtual literacy ini, menyampaikan bahwa dunia pendidikan tidak dapat terlepas dari dunia literasi. “Literasi tidak hanya membaca atau menulis, tetapi juga bagaimana kita mengolah dan mengomunikasikan hasil pembelajaran tersebut sehingga dapat bermanfaat bagi masyarakat luas,” ungkapnya.

Hasil pembelajaran yang diolah secara bijak, kreatif, kritis, serta berdasarkan kultur dan kognitif akan menghasilkan produk-produk yang akan berguna bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan perkembangan pertanian di lapangan. Untuk mendorong literasi pendidikan pertanian, terutama literasi digital, Kapusdiktan mempersilakan direktur politeknik dan SMK PP di bawah naungan Kementan untuk bekerja sama melalui penyelenggaraan beberapa kegiatan bersama dengan Pustaka (Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian). Retno Sri Hartati selaku kepala Pustaka yang mengadakan virtual literacy ini menyambut baik kerja sama tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement