Senin 04 May 2020 23:18 WIB

BI: Inflasi April 2020 Tetap Rendah dan Terkendali

Inflasi IHK pada April 2020 tercatat 0,08 persen (mtm)

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Gita Amanda
Bank Indonesia
Foto: Republika/Prayogi
Bank Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia menyampaikan Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada April 2020 tetap rendah dan terkendali. Inflasi IHK pada April 2020 tercatat 0,08 persen (mtm), lebih rendah dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,10 persen (mtm).

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi, Onny Widjanarko menyampaikan perkembangan ini dipengaruhi oleh inflasi inti yang melambat, serta kelompok volatile food dan administered prices yang kembali mencatat deflasi. Dengan perkembangan tersebut, secara tahunan inflasi IHK April 2020 tercatat sebesar 2,67 persen (yoy), menurun dibandingkan dengan inflasi bulan lalu sebesar 2,96 persen (yoy).

"Ke depan, Bank Indonesia terus konsisten menjaga stabilitas harga dan memperkuat koordinasi kebijakan dengan Pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah, untuk mengendalikan inflasi tetap rendah dan terkendali dalam sasarannya sebesar 3,0 persen kurang lebih satu persen pada 2020," katanya dalam keterangan pers, Senin (4/5).

Koordinasi dengan Pemerintah tersebut termasuk untuk mengendalikan inflasi pada bulan Ramadhan dan hari raya Idul Fitri 1441 H. Inflasi inti pada April 2020 tercatat melambat dari 0,29 persen (mtm) pada bulan sebelumnya menjadi 0,17 persen (mtm). 

Menurut kelompok barang, perkembangan ini terutama dipengaruhi oleh deflasi komoditas bawang bombay, di tengah komoditas gula pasir dan emas perhiasan yang mencatat kenaikan harga. Secara tahunan, inflasi inti tercatat 2,85 persen (yoy), sedikit melambat dibandingkan dengan inflasi Maret 2020 sebesar 2,87 persen (yoy).

"Inflasi inti yang menurun tidak terlepas dari konsistensi kebijakan Bank Indonesia dalam mengarahkan ekspektasi inflasi tetap terjaga dan dampak permintaan domestik yang melambat sejalan dampak pandemi Covid-19," katanya.

Kelompok volatile food kembali mencatat deflasi sebesar 0,09 persen (mtm), setelah pada Maret 2020 mengalami deflasi sebesar 0,38 persen (mtm). Perkembangan ini dipengaruhi koreksi harga yang cukup dalam di beberapa komoditas seperti cabai merah, daging dan telur ayam ras, serta bawang putih akibat melambatnya permintaan seiring pandemi Covid-19 serta memadainya pasokan.

Sementara itu, inflasi komoditas bawang merah cukup tinggi didorong oleh pasokan panen bawang merah yang belum meningkat. Secara tahunan, inflasi kelompok //volatile food// pada bulan ini tercatat 5,04 persen (yoy), lebih rendah dari inflasi pada bulan sebelumnya sebesar 6,48 persen (yoy).

Kelompok administered pricesjuga kembali mencatat deflasi sebesar 0,14 persen (mtm), lebih rendah dari deflasi bulan sebelumnya sebesar 0,19 persen (mtm). Deflasi ini terutama disumbang oleh koreksi tarif angkutan udara seiring penurunan permintaan.

Berbeda dengan perkembangan di tarif angkutan, komoditas aneka rokok dan Bahan Bakar Rumah Tangga (BBRT) mencatat inflasi yang meningkat. Secara tahunan, kelompok administered prices tercatat deflasi sebesar 0,09 persen (yoy), lebih rendah dari bulan Maret 2020 yang mengalami inflasi sebesar 0,16 persen (yoy).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement