Senin 04 May 2020 22:22 WIB

Tokopedia: Keamanan Data Prioritas Kami

Tokopedia belum menjelaskan tambahan keamanan untuk melindungi data pengguna.

Pengguna Tokopedia bertransaksi melalui gawai di Jakarta, Senin (4/5/2020). Kementerian Komunikasi dan Informatika bersama BSSN dan Tokopedia akan melakukan evaluasi, penyelidikan, dan mitigasi teknis terhadap upaya peretasan data pengguna sebanyak 91 juta akun dan 7 juta akun merchant, serta akan terus memastikan ekonomi digital khususnya e-commerce tetap berjalan dengan baik dan lancar tanpa diganggu peretas data
Foto: PUSPA PERWITASARI/ANTARA
Pengguna Tokopedia bertransaksi melalui gawai di Jakarta, Senin (4/5/2020). Kementerian Komunikasi dan Informatika bersama BSSN dan Tokopedia akan melakukan evaluasi, penyelidikan, dan mitigasi teknis terhadap upaya peretasan data pengguna sebanyak 91 juta akun dan 7 juta akun merchant, serta akan terus memastikan ekonomi digital khususnya e-commerce tetap berjalan dengan baik dan lancar tanpa diganggu peretas data

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Platform belanja online Tokopedia menyatakan prioritas mereka saat ini adalah mengenai keamanan data pengguna. Hal ini menyusul kebocoran data jutaan pengguna mereka.

"Sekali lagi kami tekankan, keamanan data pengguna adalah prioritas Tokopedia karena bisnis kami adalah bisnis kepercayaan," kata VP of Corporate Communications Tokopedia, Nuraini Razak, dalam keterangan resmi, Senin (4/5) malam.

Baca Juga

Tokopedia siang tadi bertemu secara virtual dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) serta Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN). Pertemuan untuk membahas kasus kebocoran data tersebut, yang mencuat ke publik sejak awal pekan ini. 

Unicorn tersebut belum menjelaskan lebih lanjut langkah apa yang mereka tempuh untuk mengatasi kasus ini maupun tambahan keamanan untuk melindungi data pengguna. Namun, Tokopedia menyatakan akan bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk Kemenkominfo dan BSSN untuk mengatasi kasus ini.

"Dalam rangka melakukan investigasi menyeluruh, sekaligus meningkatkan sistem keamanan, untuk menjaga kepercayaan pengguna," kata Nuraini.

Kementerian siang ini menyatakan mereka memiliki tim evaluasi yang terdiri dari Kominfo, BSSN dan Tokopedia. Kasus kebocoran data pengguna Tokopedia pertama kali terungkap setelah seorang peretas mengklaim memiliki data dari 15 juta pengguna Tokopedia dan mengumumkannya di dark web.

Data yang diretas seperti yang diumumkan peretas berupa nama, alamat email dan hashed password. Kemenkominfo dalam keterangan resmi hari ini menyatakan kemungkinan data yang diambil adalah nama, alamat email dan nomor ponsel.

Belakangan, diduga kebocoran data ini menimpa pengguna dalam jumlah yang lebih besar, sebanyak 91 juta pengguna.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement