Senin 04 May 2020 22:40 WIB

Warga Dinilai Bisa Stres karena PSBB, Ini Kata Psikiater

Pemerintah berencana merelaksasi PSBB untuk menghindari stres di kalangan masyarakat.

Rep: Mimi Kartika/ Red: Andri Saubani
Dua orang Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) beristirahat di tempat hunian sementara GOR Pasar Minggu, Jakarta, Senin (4/5/2020). GOR tersebut dialihfungsikan sebagai tempat hunian sementara bagi  PMKS di masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) guna menekan penyebaran COVID-19
Foto: Antara/Indrianto Eko Suwarso
Dua orang Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) beristirahat di tempat hunian sementara GOR Pasar Minggu, Jakarta, Senin (4/5/2020). GOR tersebut dialihfungsikan sebagai tempat hunian sementara bagi PMKS di masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) guna menekan penyebaran COVID-19

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Psikiater dari Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKI), Lahargo Kembaren menanggapi pernyataan Menko Polhukam Mahfud MD bahwa pemerintah tengah memikirkan relaksasi pembatasan sosial berskala besar (PSBB) untuk mencegah masyarakat merasa stres karena merasa terlalu dikekang. Menurut Lahargo, banyak faktor yang menyebabkan timbulnya gangguan psikologis seperti stres, selain penerapan PSBB.

"Sehingga setiap kebijakan semestinya memang mempertimbangkan banyak faktor sebelum kemudian membuat suatu keputusan, dan saya yakin pemerintah sudah melakukan pertimbangan-pertimbangan sebelum kemudian membuat suatu kebijakan yang akan diambil," ujar Lahargo saat dihubungi Republika, Senin (4/5).

Baca Juga

Ia menuturkan, multifaktor yang menjadi pemicu stres di antaranya, mendengar berita tentang Covid-19 yang berlebihan, penurunan penghasilan atau kehilangan pekerjaan, anak yang terlalu banyak di rumah, hingga bekerja dari rumah atau working from home.

Namun, ia tidak tahu hubungannya secara langsung apakah stres yang dialami warga karena penerapan PSBB. Dalam bidang medis, kesimpulan seperti itu harus berdasarkan riset terlebih dahulu.

Ia menuturkan, kalau dari sudut pandang psikiatri, setiap situasi krisis seperti pandemi Covid-19 ini pastinya akan menimbulkan dampak psikologis pada setiap orang. Akan tetapi, kemampuan mental, kapasitas mental setiap orang itu berbeda-beda.

Rasa cemas, khawatir, bingung, marah, dan sedih itu sebenarnya perasaan-perasaan yang wajar untuk muncul di tengah kondisi sekarang ini sepanjang tidak berlebihan dan tidak berkepanjangan. Lahargo menuturkan, kondisi psikologis yang masih wajar dapat pulih dan stabil kembali.

"Tapi kalau sudah terlalu berlebihan dan berkepanjangan ini akan menimbulkan masalah atau gangguan kejiwaan yang lebih lanjut," kata dia.

Lahargo mengatakan, dengan adanya aturan PSBB tentu akan ada perubahan-perubahan yang terjadi. Sebab, ada pembatasan pembatasan terhadap berbagai hal yang sebelumnya mudah untuk dilakukan, dan hal ini akan menyebabkan seseorang itu berusaha beradaptasi atau menyesuaikan diri.

Sementara, kemampuan adaptasi ini berbeda-beda untuk setiap orang. Ada orang yang mudah beradaptas sehingga dia akan baik-baik aja, tapi beberapa orang membutuhkan usaha lebih besar untuk beradaptasi, yang terkadang juga belum cukup nyaman dengan keadaan krisis ini.

"Inilah yang menjadi pemicu, menjadi trigger untuk munculnya berbagai masalah psikologis pada masyarakat Indonesia saat ini," tutur Lahargo.

Sebelumnya, Mahfud MD menyebut, pemerintah tengah memikirkan relaksasi PSBB. Pelonggaran aturan tersebut disiapkan untuk mencegah masyarakat merasa stres karena merasa terlalu dikekang.

"Kita sudah sedang memikirkan apa yang disebut relaksasi PSBB nanti akan diadakan sedang dipikirkan pelonggaran-pelonggaran," jelas Mahfud melalui siaran langsung Instagram-nya, Sabtu (2/5) malam.

Ia memberikan contoh pelonggaran itu soal aktivitas yang dapat dilakukan dengan protokol tertentu selama PSBB. Menurutnya, hal tersebut dipikirkan oleh pemerintah karena pemerintah tahu kalau masyarakat dikekang maka akan timbul stress yang berujung pada menurunnya imun mereka.

"Nah kalau stress itu imunitas orang itu akan akan melemah juga akan menurun oleh sebab itu kita memikirkan mari kerjakan ini semua secara sabar bersama-sama," jelas dia.

photo
Menahan Ledakan Covid-19 Lewat PSBB Jawa dan Larangan Mudik - (Republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement