Senin 04 May 2020 19:01 WIB

Ratusan Pemudik di Pangandaran Diisolasi di Sekolah

Kabupaten Pangandaran siap terpakan PSBB Pemprov Jabar

Rep: Bayu Adji P/ Red: Hiru Muhammad
Selah satu aula sekolah yang dijadikan tempat isolasi pemudik di Kabupaten Pangandaran.
Foto: Pemkab. Pangandaran
Selah satu aula sekolah yang dijadikan tempat isolasi pemudik di Kabupaten Pangandaran.

REPUBLIKA.CO.ID, PANGANDARAN--Berdasarkan data Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Pangandaran mencatat hingga Senin (4/5), terdapat 299 orang diisolasi khusus di sekolah. Mereka adalah warga Pangandaran yang selama ini tinggal di luar daerah. Ratusan warga itu diisolasi lantaran memaksakan diri untuk mudik.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Kabupaten Pangandaran,  Nana Ruhena mengatakan, banyak alasan warga Pangandaran itu kembali ke kampung halamannya. Umumnya, mereka hendak Lebaran di rumah, ada juga yang dipecat kantornya, dan usahanya di kota tak laris karena pandemi Covid-19.

"Sejak sekolah dijadikan tempat isolasi Kamis lalu, per hari rata-rata ada 60 pemudik yang masuk," kata lelaki yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Pelaksana Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Pangandaran itu, Senin (4/5).

Ia menjelaskan, pemudik itu merupakan hasil pendataan Gugus Tugas Covid-19. Di Kabupaten Pangandaran terdapat enam pintu masuk utama, yaitu di Padaherang, Kalipucang, Sindangjaya, Bunguraya, Kertamukti, Sindangsari. Di pintu masuk itu, terdapat pos pemeriksaan yang diisi sejumlah petugas gabungan untuk memeriksa setiap orang yang masuk. 

Jika ada yang pulang kampung ke Pangandaran, petugas meminta alamat warga itu. Setelah itu, petugas di pos melaporkan ke Gugus Tugas di kampung halaman pemudik yang masuk. Terakhir, akan ada tim yang menjemput pemudik di rumahnya.

"Ada juga beberapa yang tak terdata di pos, tapi dilaporkan  RT setempat. Mereka dibawa ke desa dan diisolasi di sekolah," kata Nana.

Nana menyebutkan, Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Pangandaran sudah menyiapkan sekira 2.000 kasur untuk ditempatkan di sekira 90 sekolah yang menjadi tempat isolasi khusus. Diharapkan, jumlah kasur itu dapat memadai untuk digunakan pemudik yang menjalani isolasi khusus hingga akhir Mei.

Selain menyediakan kasur, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pangandaran juga memberikan subsidi Rp 20 ribu per orang per hari untuk konsumsi para pemudik yang menjalani isolasi khusus. "Selebihnya bisa disediakan keluarga masing-masing, dengan dibawakan makan. Subsidi dalam bentuk uang. Karena kalau dapur umum akan ribet," kata dia.

Nana mengklaim, sejauh ini pelaksanaan isolasi khusus bagi para pemudik di sekolah cukup efektif. Namun, ada beberapa kasus khusus pemudik tak menjalani isolasi di sekolah. Ia mencontohkan, bagi pemudik yang memiliki bayi dapat melakukan isolasi mandiri di rumahnya masing-masing, tapi tetap diawasi oleh petugas.

Namun, untuk pemudik yang sehat wajib menjalani isolasi khusus di sekolah selama 14 hari. "Sekarang yang mau Lebaran di kampung, kalau pulang di atas 15 puasa, bisa-bisa Lebaran di sekolah. Mending jangan mudik sekalian daripada Lebaran di sekolah," kata dia.

Ihwal persiapan PSBB Provinsi Jawa Barat, Nana menyebutkan, Kabupaten Pangandaran telah siap menerapkannya. Sebab, sejak sebulan ke belakang telah dilakukan pembatasan-pembatasan kegiatan di Pangandaran. "Paling tinggal pembatasan orang naik kendaraan, operasional pasar, dan lain-lain, secara teknisnya," kata dia.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement