Senin 04 May 2020 17:32 WIB

Kota Malang Alami Deflasi Dua Bulan Berturut-Turut

Terdapat dua penyumbang deflasi dari 11 kelompok lainnya di Kota Malang.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Muhammad Fakhruddin
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Sunaryo (kanan) menjelaskan deflasi  Kota Malang selama Juni 2019 di Kantor BPS, Sukun, Kota Malang, Senin  (1/7).
Foto: Republika/Wilda Fizriyani
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Sunaryo (kanan) menjelaskan deflasi Kota Malang selama Juni 2019 di Kantor BPS, Sukun, Kota Malang, Senin (1/7).

REPUBLIKA.CO.ID,MALANG -- Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan Kota Malang telah mengalami deflasi selama dua bulan berturut-turut. Bahkan, tren ini merupakan pertama kalinya terjadi selama tiga tahun terakhir.

Kepala BPS Kota Malang, Sunaryo mengatakan, kondisi ekonomi pada dua tahun lalu masih mengalami pergerakan naik. Hal ini terutama tren kenaikan dari Maret ke April mendekati lebaran. "Tapi di sini Kota Malang menunjukkan dua bulan masing-masing berturut-turut deflasi meski sudah mengecil," kata Sunaryo kepada wartawan dalam Konferensi Pers (Konpers) Daring di Kota Malang, Senin (4/5).

Berdasarkan data BPS, Kota Malang mulai mengalami deflasi pada Maret. Angkanya mencapai 0,41 persen lalu menipis ke 0,12 di April 2020. Dengan angka ini, maka inflasi kalender Kota Malang dari Januari sampai April mencapai 0,17 persen.

Dibandingkan daerah lainnya, Kota Malang merupakan daerah deflasi terendah. Pasalnya, masih terdapat Kota Madiun dengan deflasi 0,19 persen pada April 2020. Selanjutnya, ada pula Kota Surabaya 0,16 persen dan Jember sebanyak 0,13 persen. "Sedangkan inflasi tertinggi di Jawa Timur dialami Banyuwangi dengan angka 0,24 persen," ucap Sunaryo.

Menurut Sunaryo, terdapat dua penyumbang deflasi dari 11 kelompok lainnya di Kota Malang. Kelompok-kelompok yang dimaksud seperti transportasi dan makanan, minuman serta tembakau. Sunaryo menilai, fenomena deflasi ini tidak berbeda jauh dengan kondisi sebelumnya di Maret 2020.

Sementara penyumbang inflasi Kota Malang berasal dari enam kelompok. Beberapa kelompok tersebut seperti perawatan pribadi dan jasa lainnya. Lalu penyedia makanan dan minuman atau restoran serta kelompok vitamin dan obat. "Sedangkan inflasi terendah berasal dari kelompok pakaian dan alas kaki," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement