Senin 04 May 2020 13:45 WIB

Satpol PP Tutup Paksa KFC di Jalan Ahmad Yani Makassar

Penutupan KFC saat PSBB karena berjualan melewati batas waktu yang ditentukan

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Gerai Kentucky Fried Chicken (KFC) di Makassar ditutup karena melanggar PSBB.
Foto: Reuters/Tim Wimborne
Gerai Kentucky Fried Chicken (KFC) di Makassar ditutup karena melanggar PSBB.

REPUBLIKA.CO.ID,

MAKASSAR -- Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Makassar, Sulawesi Selatan, menutup paksa restoran makanan cepat saji KFC Jalan Ahmad Yani, karena melewati batas waktu yang ditentukan termasuk menyediakan tempat makan yang melanggar aturan.

"Karena melanggar aturan dan masih buka melewati batas yang ditentukan, maka kami sita 16 kursi dan tiga meja kayu yang ada, termasuk memberikan surat tertulis sebagai penegasan," ujar Kepala Satpol PP Makassar, Iman Hud, Senin (4/5).

Menurut dia, langkah preventif harus dilakukan kepada seluruh jasa usaha yang masih buka saat pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di masa pandemi Covid-19, pasti ditindak tegas.

Dalam aturan PSBB serta Peraturan Wali Kota Makassar nomor 22 tahun 2020, tentang PSBB jelas disebutkan batasan waktu paling lambat ditutup pukul 21.00 Wita. Selain itu, pembelian makanan hanya diperbolehkan bawa pulang tidak boleh makan di tempat. "Melewati batas operasional hanya pukul 21.00 Wita, sesuai dalam pasal 12 ayat 3 Perwali tahun 2020, inilah yang kami pakai dasar untuk menindak," ucap Iman.

Tidak hanya KFC, sejumlah tempat makan Pedagang Kaki Lima (PK5) di sepanjang jalan Ahmad Yani juga di bubarkan dan Satpol menyita seratusan kursi, dari penertiban di sejumlah wilayah termasuk kursi di warung kopi, warung Sop Saudara, dan warung Sari Laut di wilayah setempat.

Selain penertiban warung makan dan restoran, Satpol PP bersama Dinas Pemadam Kebakaran rutin melakukan penyemprotan disinfektan kepada warga maupun toko non sembako yang masih ngotot buka saat penerapan PSBB di Makassar.

Dari pantauan di hari ke-11 pelaksanaan PSBB di Makassar, kondisi jalan raya dan sejumlah jalan alternatif serta jalan-jalan 'tikus' ramai dipadati orang. Bahkan pasar pun terlihat sesak oleh orang. Rata-rata masyarakat belum sadar dan paham tentang aturan PSBB dan masih berkeliaran tanpa urusan yang jelas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement