Senin 04 May 2020 12:46 WIB

BPS: Tiga Komoditas Picu Inflasi April 2020

BPS mencatat tingkat inflasi pada April 2020 sebesar 0,08 persen.

Kepala BPS Suhariyanto memberikan keterangan terkait berita resmi statisitk di Jakarta. ilustrasi
Foto: Republika/Prayogi
Kepala BPS Suhariyanto memberikan keterangan terkait berita resmi statisitk di Jakarta. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat inflasi pada April 2020 sebesar 0,08 persen dipengaruhi oleh kenaikan harga tiga komoditas. Ketiga komoditas ini yaitu bawang merah, emas perhiasan dan gula pasir.

"Inflasi April, penyebabnya kenaikan harga bawang merah, emas perhiasan dan gula pasir," kata Kepala BPS Suhariyanto dalam jumpa pers virtual di Jakarta, Senin (4/5).

Baca Juga

Suhariyanto mengatakan bawang merah menyumbang andil inflasi dalam periode ini sebesar 0,08 persen, diikuti emas perhiasan 0,06 persen dan gula pasir 0,02 persen. "Kenaikan harga emas perhiasan menyumbang andil 0,06 persen. Harga emas mengalami kenaikan di 87 kota IHK, seperti di Semarang naik 16 persen," katanya.

Komoditas lainnya yang masih mengalami kenaikan harga dan menyumbang andil inflasi adalah minyak goreng, rokok kretek, rokok kretek filter, beras dan bahan bakar rumah tangga masing-masing 0,01 persen.

Namun, ada komoditas yang menyumbang andil deflasi yaitu cabai merah 0,08 persen, daging ayam ras dan tarif angkutan udara masing-masing 0,05 persen serta bawang putih dan tarif pulsa masing-masing 0,02 persen.

"Tarif angkutan udara memberikan andil deflasi 0,05 persen, karena permintaan jasa angkutan udara mengalami penurunan akibat adanya PSBB," ujar Suhariyanto.

Dari 11 kelompok pengeluaran, sebanyak delapan kelompok menyumbang inflasi pada periode ini, dengan inflasi tinggi berasal dari tiga kelompok besar yang masing-masing mengalami inflasi 0,09 persen.

Kelompok itu adalah makanan, minuman dan tembakau, kemudian, perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga, serta perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga. "Meski mengalami inflasi, dua kelompok tidak menyumbang andil terhadap inflasi, karena tidak ada yang belanja, yaitu pakaian dan alas kaki, serta rekreasi, olahraga dan budaya," katanya.

Dua kelompok menjadi penekan inflasi dan penyumbang deflasi yaitu transportasi yang tercatat deflasi 0,42 persen serta informasi, komunikasi dan jasa keuangan 0,34 persen. "Hanya satu kelompok pengeluaran yang stabil dan tidak mengalami perubahan harga yaitu pendidikan," kata Suhariyanto.

Dengan inflasi April tercatat 0,08 persen, maka inflasi tahun kalender Januari-April 2020 tercatat sebesar 0,84 persen, dan inflasi tahun ke tahun (yoy) sebesar 2,67 persen. Sementara itu, dari 90 kota Indeks Harga Konsumen (IHK), sebanyak 39 kota menyumbang inflasi dan 51 kota mengalami deflasi.

Inflasi tertinggi tercatat di Baubau 0,08 persen, dan terendah berada di tiga kota yaitu Cirebon, Depok serta Balikpapan masing-masing 0,02 persen. Sedangkan, deflasi tertinggi terjadi di Pangkalpinang 0,92 persen, dan terendah berada di Bogor dan Semarang masing-masing 0,02 persen.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement