Senin 04 May 2020 10:05 WIB

Jenderal Kolombia Berjanji Tuntaskan Skandal Spionase

Beberapa tahun terakhir militer Kolombia beberapa kali diterpa skandal peretasan

Rep: Lintar Satria/ Red: Christiyaningsih
Militer Kolombia. Beberapa tahun terakhir militer Kolombia beberapa kali diterpa skandal peretasan. Ilustrasi.
Foto: Armyrecognition
Militer Kolombia. Beberapa tahun terakhir militer Kolombia beberapa kali diterpa skandal peretasan. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOTA -- Kepala staf angkatan bersenjata Kolombia berjanji untuk menuntaskan skandal mata-mata terhadap jurnalis, politisi, dan hakim. Jenderal Luis Fernando Navarro mengatakan spionase itu dilakukan oleh orang jahat di angkatan bersenjata.

Navarro mengatakan ia berjanji akan menemukan dan menghukum orang yang bertanggung jawab atas peretasan yang pertama kali dilaporkan oleh majalah Semana itu. Menteri Pertahanan Kolombia mengumumkan pemecatan 11 perwira militer dan pengunduran diri satu orang jenderal yang berkaitan dengan skandal tersebut. 

Baca Juga

Dalam beberapa tahun terakhir militer Kolombia beberapa kali diterpa skandal peretasan. Negosiator perundingan damai antara pemerintah Kolombia dengan kelompok pemberontak Angkatan Bersenjata Revolusi Kolombia (FARC) menuduh militer memata-matainya.

"Sistem intelijen Kolombia di bawah kendali total dan absolut," kata Navarro, Senin (4/5).

Navarro mengatakan setelah skandal mata-mata ini mencuat, militer memperketat struktur komando dan protokol keamanan. Ia menambahkan tindakan spionase ilegal bukan kebijakan institusional tapi tindakan individual beberapa perwira yang tidak yang dipecat tapi juga dipenjara. 

Pada Jumat (1/5) Semana melaporkan lebih detail skandal tersebut termasuk beberapa nama orang yang diduga sebagai korban. Mereka mengatakan korban mata-mata ilegal ini lebih dari 130 orang di antaranya jurnalis dalam dan luar negeri. Informasi tentang kontak, keluarga, dan alamat mereka diretas.

Semana mengatakan mereka memiliki puluhan dokumen yang mengoneksikan kasus dan beberapa unit yang terlibat didalamnya didanai dan diberi perlengkapan oleh badan intelijen asing. Navarro tidak mengonfirmasi tuduhan tersebut.

Ia hanya mengatakan yakin Kolombia masih terus menerima bantuan untuk memerangi penyelundupan narkoba dan kelompok bersenjata. "Penyelidikan harus terus maju dan menemukan orang yang bertanggung jawab," katanya.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement