Senin 04 May 2020 08:31 WIB

AP II Lakukan Penghematan Biaya Operasional

Bandara AP II beroperasi dengan lebih sederhana dibandingkan kondisi normal.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Friska Yolandha
Skytrain melintas di terminal 1 Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta, Selasa (26/12).PT Angakasa Pura (AP) II (Persero) melakukan penghematan biaya operasional di 19 bandara yang dikelolanya, termasuk menghentikan operasional skytrain.
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Skytrain melintas di terminal 1 Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta, Selasa (26/12).PT Angakasa Pura (AP) II (Persero) melakukan penghematan biaya operasional di 19 bandara yang dikelolanya, termasuk menghentikan operasional skytrain.

REPUBLIKA.CO.ID,

JAKARTA -- PT Angakasa Pura (AP) II (Persero) melakukan penghematan biaya operasional di 19 bandara yang dikelolanya. Sebab, saat ini seluruh penerbangan komersial yang mengangkut penumpang rute domestik hingga saat ini dilarang beroperasi di wilayah yang menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dan wilayah berstatus zona merah. 

Baca Juga

"Penghematan salah satu kunci dalam merespons tantangan Covid-19," kata Director of Engineering AP II Agus Wialdi, Senin (4/5). 

Dia menjelaskan, saat ini bandara AP II beroperasi dengan lebih sederhana dibandingkan kondisi normal. Hal tersebut dilakukan untuk menyesuaikan dengan trafik penumpang dan penerbangan. 

 

Terlebih, sata ini PSBB sudah dilakukan di sejumlah wilayah dan larangan mudik sudah didukung dengan Menteri Perhubungan Nomor 25 Tahun 2020 tentang Pengendalian Transportasi Selama Masa Mudik Idul Fitri Tahun 1441 Hijriah Dalam Rangka Pencegahan Penyebaran Virus Corona (Covid-19). Hal tersebut membuat menurunn trafik penerbangan. 

Untuk itu, Agus menegaskan, salah satu fokus AP II saat ini yakni menghemat biaya operasional. "Ini sekaligus memastikan bandara tetap beroperasi untuk menjaga konektivitas transportasi udara nasional," tutur Agus. 

Agus menuturkan implementasi penghematan operasional antara lain seperti di Bandara Soekarno-Hatta yakni menghentikan sementara operasional skytrain untuk disubstitusi dengan optimalisasi shuttle bus sebagai transportasi publik antarterminal. Saat ini, kata dia, Transit Oriented Development (TOD) di Soekarno-Hatta juga ditutup yang bisa menghemat dan mendukung program jaga jarak fisik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement