Sabtu 02 May 2020 17:40 WIB

Tingkat Kelulusan SMA/SMK se-Papua 98 Persen

Siswa SMA/SMK Papua yang tidak lulus akibat meninggal dan berhalangan.

Tingkat Kelulusan SMA/SMK se-Papua 98 Persen. Sejumlah siswa SMAN 1 Kabupaten Puncak, Papua mengerjakan soal ujian.
Foto: Spedy Paereng/Antara
Tingkat Kelulusan SMA/SMK se-Papua 98 Persen. Sejumlah siswa SMAN 1 Kabupaten Puncak, Papua mengerjakan soal ujian.

REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Kepala Dinas Pendidikan, Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPPAD) Provinsi Papua Christian Sohilait menegaskan tingkat kelulusan SMA/SMK dan SMALB di provinsi itu mencapai 98 Persen. Sedangkan siswa yang tidak lulus dua persen disebabkan karena meninggal dunia dan berhalangan tetap saat pelaksanaan ujian.

Christian mengatakan dari 434 unit SMA, SMK dan SMALB di daerah itu, jumlah peserta didik tahap akhir itu sebanyak 28.973 siswa dan yang lulus 28.399 siswa. Siswa yang tidak lulus 574 orang.

"Berdasarkan nilai yang dimasukkan sekolah, maka yang tidak lulus hanya dua persen. Penyebabnya yang pertama adalah jumlah daftar ujian secara riil anak sekolahnya tidak ada, kemudian meninggal dunia dan alpa terlalu banyak sehingga kesalahan mereka sendiri yang membuat tidak lulus," ujar Christian setelah menggelar upacara Hari Pendidikan Nasional di Lapangan Kantor Dinas Pendidikan Papua, Sabtu (2/5).

Dia mengapresiasi kepala sekolah dan seluruh guru sehingga dapat mengumumkan kelulusan secara serentak di seluruh Papua. Tugas berikutnya adalah menjaga anak-anak yang telah lulus dan memastikan seluruh anak yang lulus melanjutkan pendidikannya ke jenjang perkuliahan.

Dia menegaskan, setelah mendengarkan kelulusan, para siswa tidak perlu membuat euforia yang berlebihan karena saat ini di tengah pandemi Covid-19. Siswa diimbau cukup mengucap syukur di rumah saja.

"Kami sudah bekerja sama dengan kepolisian agar tidak membiarkan adanya perkumpulan dan euforia yang berlebihan dan orang tua harus menjaga anaknya tetap di rumah," ujarnya.

Di Hari Pendidikan Nasional, 2 Mei 2020 ini, ia menyampaikan kepada seluruh insan pendidikan di Papua bahwa virus corona boleh ada, tapi pendidikan tidak boleh padam. "Prestasi saat ini menentukan langkah kita ke depan untuk menjadi pemimpin masa depan di Papua," ujar dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement