Sabtu 02 May 2020 14:35 WIB

IMF Gelontorkan Pembiayaan Darurat untuk Ekuador

Ekuador merupakan salah satu negara di Amerika Latin yang paling terpukul.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Fuji Pratiwi
Seorang lelaki menunggu didekat peti mati kardus untuk menguburkan jenazah kerabatnya di pemakaman Jardines de la Esperanza di Guayaquil, Ekuador, awal April 2020 lalu. Provinsi Guayas dan kota utama Guayaquil adalah pusat wabah Covid-19 dengan sekitar 66 persen kasus koronavirus di Ekuador
Foto: EPA-EFE/Marcos Pin
Seorang lelaki menunggu didekat peti mati kardus untuk menguburkan jenazah kerabatnya di pemakaman Jardines de la Esperanza di Guayaquil, Ekuador, awal April 2020 lalu. Provinsi Guayas dan kota utama Guayaquil adalah pusat wabah Covid-19 dengan sekitar 66 persen kasus koronavirus di Ekuador

REPUBLIKA.CO.ID, QUITO -- Dana Moneter Internasional (IMF) menyetujui pembiayaan darurat untuk memerangi pandemi virus corona (Covid-19) di Ekuador. IMF akan memberikan pinjaman dana sebesar 643 juta dolar AS.

"Pendanaan ini akan memungkinkan kami memiliki likuiditas yang diperlukan untuk mendukung reaktivasi ekonomi, dan melindungi pekerjaan," ujar pernyataan Kementerian Ekonomi Ekuador seperti dilansir Reuters, Sabtu (2/5).

Baca Juga

Ekuador merupakan salah satu negara di Amerika Latin yang paling terpukul oleh pandemi Covid-19. Negara tersebut mencatat 24.675 kasus yang dikonfirmasi dengan 1.357 kematian.

Pandemi virus korona telah meningkatkan tekanan terhadap pemerintahan Presiden Lenin Moreno. Pemerintah didesak untuk mengeluarkan berbagai macam sumber daya untuk memerangi pandemi Covid-19. Moreno telah pontang panting mendapatkan pinjaman untuk mengatasi pandemi tersebut. Pinjaman IMF tersebut memiliki jangka waktu selama 5 tahun dengan tingkat bunga 1,05 persen.

Ekuador kewalahan dalam menangani pasien yang meninggal dunia akibat Covid-19. Negara ini kekurangan peti mati dan lahan pemakaman. Selain itu kamar jenazah dan rumah duka di kota Guayaquil penuh, sehingga jenazah korban Covid-19 disimpan di rumah, dikubur di lapangan, atau disimpan di lemari pendingin.

Kurangnya peti mati membuat sejumlah keluarga menguburkan kerabat mereka yang meninggal dunia dengan kotak kardus. Bahkan, beberapa keluarga mengeluhkan tingginya biaya untuk peti mati dan pemakaman. 

 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement