Kamis 30 Apr 2020 17:28 WIB

Bos PSG Pasrah Soal Keputusan Pemerintah Hentikan Ligue 1

PSG dan juga Lyon masih harus berkompetisi di Liga Champions.

Rep: Muhammad Ikhwanuddin/ Red: Endro Yuwanto
Presiden PSG, Nasser Al-Khelaïfi
Foto: EPA/Sebastien Nogier
Presiden PSG, Nasser Al-Khelaïfi

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Pemilik Paris Saint-Germain (PSG), Nasser Al-Khelaifi, pasrah menanggapi nasib klubnya setelah pemerintah setempat melarang seluruh agenda sepak bola termasuk Ligue 1 Prancis hingga September. Padahal, PSG dan Lyon masih harus berkompetisi di Liga Champions.

Sejauh ini PSG dan Lyon masih di atas angin meraih satu tempat di perempat final.

"Kami menghormati keputusan Pemerintah Prancis," kata Al-Khelaifi kepada L'Equipe, dikutip Marca, Kamis (30/4).

Menurut Al-Khelaifi, dengan persetujuan UEFA, PSG berharap ada keputusan final terkait pertandingan yang masih harus dijalankan. "Jika tak mungkin diadakan di Prancis, kami siap menggelar pertandingan di luar negeri, jika kondisi aman untuk keamanan dan kesehatan pemain dan staf kami."

PSG sudah memastikan tempat di perempat final setelah menang agregat 3-2 atas Borussia Dortmund. Sedangkan, Lyon sama-sama di atas angin. Tim berjuluk Les Gones itu menang 1-0 atas Juventus di leg pertama babak 16 besar Liga Champions 2019/2020.

Rencananya, leg kedua babak 16 besar Liga Champions 2019/2020 akan digelar di markas Juventus pada 7 atau 8 Agustus mendatang. Nantinya, kompetisi bakal diselesaikan selama tiga pekan dan berakhir pada 30 Agustus.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement