Kamis 30 Apr 2020 14:22 WIB

Presiden Beri Warning Soal Krisis dan Ketahanan Pangan

Jokowi menekankan pentingnya mempersiapkan ketahanan pangan nasional.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Mas Alamil Huda
Presiden Joko Widodo melakukan kunjungan ke gudang beras Perum Bulog.
Foto: bpmi
Presiden Joko Widodo melakukan kunjungan ke gudang beras Perum Bulog.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyoroti ancaman krisis pangan dunia pascapandemi corona saat ini. Ancaman krisis pangan ini disampaikan oleh Organisasi Pangan dan Pertanian dunia (FAO) yang mengancam 135 juta jiwa di seluruh dunia. Karena itu, Presiden pun menekankan pentingnya mempersiapkan ketahanan pangan nasional.  

“FAO sudah memberikan peringatan akan terjadinya krisis pangan, bencana kelaparan yang akan mengancam dunia. 135 juta orang di seluruh dunia terancam kelaparan atau bahkan mengalami situasi yang lebih buruk daripada itu. Karena itu, ketersediaan pangan, food security sangat penting,”kata Jokowi saat meresmikan pembukaan Musrenbangnas 2020 di Istana Merdeka, Kamis (30/4).

Jokowi meminta agar para pembantunya mengevaluasi kembali sektor pangan nasional, khususnya terkait persiapan produksi pangan, kesiapan industri pengolahan pascapanen, serta efisiensi rantai pasok dan distribusi. Dengan demikian, pemerintah pun bisa menyiapkan strategi besar menghadapi masalah pangan.

Selain itu, Presiden juga mengingatkan terkait kesiapan menghadapi volatilitas harga minyak mentah dunia yang anjlok saat ini. Karena itu, ia meminta agar para pembantunya menyiapkan strategi untuk mengurangi ketergantungan pada energi fosil.

“Ke mana arahnya, apakah ke bio energi ataukah ke baterai. Ini akan menentukan juga arah riset dan pengembangan energi baru terbarukan,” kata dia.

Di masa pandemi saat ini, Jokowi pun menyampaikan perhatian khusus pemerintah pada sistem jaring pengaman sosial. Sebab, masyarakat di seluruh sektor di Tanah Air pun terdampak pandemi ini. Akibatnya, tak sedikit pekerja yang kehilangan pekerjaan dan pendapatannya, serta meningkatnya jumlah warga miskin.  

“Karena itu kita perlu memikirkan bersama bagaimana model dan cara sistem jaring pengaman sosial, bantuan sosial yang betul-betul efektif dan cepat sehingga setiap rupiah yang kita keluarkan sampai pada target, sampai pada tepat sasaran,” ujar Jokowi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement