Rabu 29 Apr 2020 22:21 WIB

Hindari PHK, Pengusaha Dodol Garut Genjot Pasar Online

Pengusaha dodol Garut kurangi jam kerja dan turunkan produksi.

Hindari PHK, Pengusaha Dodol Garut Genjot Pasar Online. Pekerja menyelesaikan pembuatan dodol di pabrik produksi Dodol Picnic, Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Foto: Antara/Adeng Bustomi
Hindari PHK, Pengusaha Dodol Garut Genjot Pasar Online. Pekerja menyelesaikan pembuatan dodol di pabrik produksi Dodol Picnic, Kabupaten Garut, Jawa Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Pelaku usaha dodol terbesar di Kabupaten Garut Dodol Picnic memanfaatkan pasar online melalui media sosial sebagai terobosan agar perusahaan tetap memiliki aktivitas di tengah darurat wabah Covid-19. Perusahaan juga memastikan tidak ada karyawan yang di-PHK, namun mengambil langkah pengurangan jam kerja dan menurunkan produksi.

"Selain tetap memasok ke sentra-sentra penjualan oleh-oleh, pemasaran dodol saat ini juga dilakukan melalui medsos, kita genjot pemasaran dan tim IT," kata pengusaha Dodol Picnic Garut, Ato Hermanto, Rabu (29/4).

Baca Juga

Ia menuturkan, perusahaan terus memanfaatkan pasar yang masih berpotensi untuk menjual produk dodol, salah satunya pasar berbasis online dan pasar modern. Tingkat penjualan di toko sentra oleh-oleh di Garut dan di luar kota seperti tempat wisata, terjadi penurunan drastis sejak ditetapkannya darurat wabah Covid-19.

Meski terjadi penurunan penjualan, perusahaan tetap berupaya memproduksi dodol dengan jumlah produksi disesusaikan agar permintaan pasar tetapi terpenuhi dan tidak ada karyawan yang dirumahkan. "Karyawan tidak ada yang di-PHK, kami mengambil langkah mengurangi produksi, pengurangan jam kerja," kata Ato.

Darurat wabah Covid-19 telah berdampak kurang baik pada sektor perekonomian, termasuk usaha dodol sebagai makanan oleh-oleh khas Garut yang saat ini produksinya menurun sekitar 50 persen. Padahal, pada Ramadhan produksi dodol seharusnya ditingkatkan karena permintaan pasar di berbagai daerah akan tinggi pada musim libur Idul Fitri.

"Sekarang produksi turun 50 persen sampai 60 persen, seharusnya sekarang menggenjot produksi karena biasanya permintaan meningkat," katanya.

Sejumlah sentra penjualan oleh-oleh di Kabupaten Garut tampak sepi dari kerumunan wisatawan yang biasanya datang dari berbagai kota seperti Bandung, Jakarta dan kota sekitarnya. Salah satunya di sentra oleh-oleh Jalan Otto Iskandardinata atau kawasan Tarogong saat ini sepi, padahal biasanya setiap libur akhir pekan selalu ramai oleh kendaraan pribadi.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement