Rabu 29 Apr 2020 16:22 WIB

Teknologi Balitbangtan Bawa Petani Kakao Terus Panen

Teknologi Balitbangtan Berhasil Bawa Petani Kakao Sultra Panen Sepanjang Tahun

roduktivitas kakao di Desa Puudambuu, Kecamatan Angata, Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara (Sultra) terus menunjukkan peningkatan.
Foto: Kementan
roduktivitas kakao di Desa Puudambuu, Kecamatan Angata, Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara (Sultra) terus menunjukkan peningkatan.

REPUBLIKA.CO.ID, KONAWE SELATAN -- Produktivitas kakao di Desa Puudambuu, Kecamatan Angata, Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara (Sultra) terus menunjukkan peningkatan. Di tempat ini, sebelumnya petani rata-rata hanya mampu menghasilkan 0,5-1,5 ton per hektare, namun berkat pendampingan yang dilakukan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan), Kementerian Pertanian saat ini produksi kakao di Tanah Anoa tersebut meningkat hingga tiga ton per hektare.

Semenjak peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) ke-39 bulan November 2019 lalu, tim Balitbangtan melalui Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP), Sulawesi Tenggara terus memberikan bimbingan teknis budidaya yang tepat sehingga tanaman kakao dapat berbuah sepanjang tahun.

Baca Juga

Haji Ambomasse atau kerap disapa Haji Masse, mengungkapkan rasa senangnya karena musim ini hasil kakao meningkat dibanding tahun-tahun sebelumnya.  Petani kakao yang mempunyai lahan seluas empat hektare ini juga mengungkapkan bahwa tanaman kakao kini tumbuh subur dan berbuah lebat.

“Kami terus mengadopsi inovasi teknologi yang telah diterapkan pada tanaman kakao, sehingga para petani dapat menikmati hasil panen yang meningkat tajam dibanding tahun sebelumnya dan hal ini berdampak pada pendapatan yang kami peroleh,” akunya saat ditemui di kebun miliknya, Senin (27/4).

Pendampingan teknologi juga telah mengubah kebiasaan dalam bertani.  Selama musim kemarau, petani di wilayah ini pada umumnya membiarkan tanamannya karena tidak berbuah. Dengan pendampingan budidaya tanaman kakao, terbukti tanaman kakao bisa berbuah di luar musim atau saat musim kemarau.  “Saat ini kami bisa memanen kakao sepanjang tahun. Bahkan sekarang kami dapat panen setiap minggu.” ungkap Masse.

Ditempat terpisah, Kepala BPTP Sultra, Muhammad Sidiq membenarkan perkembangan Kakao eks lokasi Gelar Teknologi Kakao HPS-39 sangat menggembirakan. Pasca pelaksanaan HPS ke-39 BPTP Sultra intens mengamati perkembangan kakao ke lokasi eks gelar teknologi di Puudambu.

“Apalagi saat kakao mulai berbuah dan memasuki puncak panen pada bulan Mei, kami akan semakin intens memantau perkembanganya,“ ungkapnya.

Menanggapi keberhasilan pendampingan teknologi kakao di Puudambu, Kepala Balai Besar Pengkajian Teknologi dan Pengembangan Teknologi Pertanian (BBP2TP), M Taufiq Ratule melalui pesan singkatnya mengatakan sejak momen HPS ke-39 lalu, masyarakat telah diperkenalkan pada banyak hal baru dalam bertani kakao yautu melalui pendekatan teknologi. Hal ini menurutnya menjadi bagian komitmen Balitbangtan sesuai arahan Kepala Balitbangtan, Fadjry Djufry bahwa Badan Litbang Pertanian siap untuk terus mengembangkan teknologi yang dibutuhkan petani.

“Berbagai informasi baru tersebut antara lain kakao berbuah lebat di luar musim, benih kakao hasil sambung pucuk, serta teknologi optimalisasi pemanfaatan lahan diantara kakao adalah melalui pengembangan tanaman pangan menggunakan varietas unggul padi ladang, jagung, kedelai serta aneka kacang dan umbi tahan naungan,” tutupnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement