Rabu 29 Apr 2020 13:58 WIB

Ini Cara Relawan Medis RSD Wisma Atlet Hilangkan Penat

Para relawan medis di RSD Wisma Atlet disuplai dengan baik oleh pemerintah

Tenaga Medis beraktivitas di Wisma Atlet Kemayoran yang difungsikan sebagai rumah sakit darurat di Jakarta, Selasa (14/4). Pemerintah akan mempersiapkan tiga tower tambahan di Wisma Atlet Kemayoran yaitu, tower 2, 4 dan 5, untuk menambah daya tampung Rumah Sakit Darurat COVID-19
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Tenaga Medis beraktivitas di Wisma Atlet Kemayoran yang difungsikan sebagai rumah sakit darurat di Jakarta, Selasa (14/4). Pemerintah akan mempersiapkan tiga tower tambahan di Wisma Atlet Kemayoran yaitu, tower 2, 4 dan 5, untuk menambah daya tampung Rumah Sakit Darurat COVID-19

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Para relawan medis yang bertugas di Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet Jakarta menikmati berbagai fasilitas untuk menghilangkan penat seperti karaoke.

"Kami disuplai dengan baik oleh Pemerintah baik berupa makan dan minum," kata perawat Steven Stallone August dalam konferensi pers Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di Graha BNPB, Jakarta, Rabu (29/4).

Perawat yang bertugas di ruangan ICU Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet itu juga mengaku mendapatkan fasilitas untuk melepas penat setelah merawat pasien dalam pengawasan(PDP) dan mereka yang sudah positif terinfeksi COVCovid-ID-19.

Beberapa fasilitas itu antara lain untuk berolahraga seperti tenis meja dan bulu tangkis. Selain itu terdapat scooter yang membuat mereka bisa berkeliling kompleks Wisma Atlet dan fasilitas karaoke.

Steven adalah perawat yang berasal dari Surabaya yang mendapatkan informasi soal pembukaan penerimaan relawan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 dari seorang teman yang sudah bertugas duluan di RS Darurat Wisma Atlet.

"Sempat terpikir takut untuk mendaftar karena katanya berbahaya. Pada dasarnya insting saya sebagai perawat kapan saya bisa turun menangani wabah skala internasional secara langsung," kata dia.

Setelah beberapa kali tertunda, dia akhirnya berhasil lolos pendaftaran relawan medis dan terbang dari Surabaya ke Jakarta untuk menjalani tes kesehatan.

Sejak saat itu dia bertugas untuk memastikan kondisi pasien positif Covid-19 dan PDP yang dirawat di ruang ICU, unit untuk pasien yang membutuhkan penanganan khusus. Tugas Steven sendiri masih panjang, bulan depan dia harus menjalani karantina selama 14 hari sebelum harus kembali bertugas selama sebulan.

Sejauh ini, menurut data Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, sudah terdapat 28.900 orang yang terdaftar sebagai relawan dengan 5.500 di antaranya mendaftar sebagai relawan medis.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement