Rabu 29 Apr 2020 11:09 WIB

Dibuat Kesal, Menteri Olahraga Italia Ancam Batalkan Serie A

Keputusan Pemerintah Italia untuk memudahkan lockdown tak dihargai klub.

Logo Serie A Liga Italia
Foto: forzaitalianfootball.com
Logo Serie A Liga Italia

REPUBLIKA.CO.ID, ROMA -- Menteri Olahraga Italia, Vincenzo Spadafora, merasa kesal dengan berbagai kritik tajam yang dilontarkan oleh manajemen klub-klub Serie A Italia. Ia pun langsung melayangkan ancaman untuk tidak melanjutkan kompetisi Serie A musim 2019/2020.

"Olahraga tim semoga dimulai kembali dari 18 Mei. Kami saat ini menyempurnakan pedoman ini dan akan melewatinya berdasarkan komite ilmiah untuk melihat apakah mereka cukup untuk menjamin keamanan," tulis Menteri Spadafora pada laman resmi Facebooknya dilansir Football Italia, Rabu (29/4).

Keputusan Pemerintah Italia untuk memudahkan langkah-langkah penguncian tidak dihargai oleh dunia sepak bola Italia, khususnya presiden klub. Padahal, pemerintah sedang memikirkan langkah pun protokol kesehatan yang sangat hati-hati.

"Saya berterima kasih kepada Presiden FIGC Gabriele Gravina, yang membantah tuduhan bahwa seseorang di dalam Serie A mengatakan ada kesepakatan. Mungkin beberapa Presiden Serie A suka berkeliling menyebarkan kebohongan untuk memberi tekanan pada Pemerintah," sambung dia.

Lebih lanjut, Spadafora juga berjanji akan kembali memberikan izin latihan kepada klub-klub Serie A pada 18 Mei mendatang. Saat ini, Spadafora mengaku sedang menyusun protokol yang wajib diikuti setiap klub sebelum kembali berlatih.

"Satu-satunya alternatif untuk kehati-hatian adalah mengikuti contoh yang ditetapkan oleh Ligue 1 Prancis dan mengatakan sepak bola berakhir di sini," jelas Spadafora. "Itu semua tergantung pada kemampuan individu untuk menghormati aturan. Jika kami pikir semuanya sudah diperbaiki pada 4 Mei, kami membuat kesalahan besar."

Saat ini, Italia memang sudah mulai melonggarkan kebijakan lockdown. Hal itu diberlakukan setelah pandemi virus corona di Eropa sudah mulai menurun meski masih berada dalam tahap yang mengkhawatirkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement