Kota di Malaysia Pertahankan Tradisi Tembak Meriam

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Ani Nursalikah

Selasa 28 Apr 2020 17:50 WIB

Kota di Malaysia Pertahankan Tradisi Tembak Meriam. Kota Pekan, ibu kota kerajaan Pahang di Malaysia, tetap menghidupkan tradisi tembak meriam pada Ramadhan di tengah wabah virus corona. Di Pekan, dua meriam Bavarian Gun M 635 buatan Jerman dengan berat masing-masing 415 Kg, digunakan secara bergantian untuk dibunyikan. Foto: Bernama Kota di Malaysia Pertahankan Tradisi Tembak Meriam. Kota Pekan, ibu kota kerajaan Pahang di Malaysia, tetap menghidupkan tradisi tembak meriam pada Ramadhan di tengah wabah virus corona. Di Pekan, dua meriam Bavarian Gun M 635 buatan Jerman dengan berat masing-masing 415 Kg, digunakan secara bergantian untuk dibunyikan.

REPUBLIKA.CO.ID, PEKAN -- Kota Pekan, ibu kota kerajaan Pahang di Malaysia, tetap menghidupkan tradisi tembak meriam pada Ramadhan di tengah wabah virus corona saat ini. Tembakan meriam dibunyikan untuk menandai waktu berbuka puasa (iftar) selama bulan suci Ramadhan.

Di Pekan, dua meriam Bavarian Gun M 635 buatan Jerman dengan berat masing-masing 415 Kg, digunakan secara bergantian untuk dibunyikan. Tradisi ini telah dipertahankan di sana selama lebih dari 40 tahun.

Baca Juga

Kepala Kepolisian Distrik Pekan Supt Mohd Razli (rpt) Razli Mohd Yusof mengatakan, meriam ditembakkan untuk mengumumkan waktu berbuka puasa di masa lalu, lantaran beberapa orang tinggal jauh dari masjid setempat. Sementara, banyak yang tidak memiliki radio untuk mengetahui kapan waktu sholat magrib tiba. Menurutnya, suara tembakan meriam itu bisa didengar hingga satu kilometer jauhnya.

"Meriam (di Pekan) dulu ditempatkan di arah Istana Abu Bakr karena tradisi menembakkan senjata itu di masa lalu untuk mengumumkan kepada Sultan Pahang yang berada di istana waktu untuk berbuka puasa," kata Razli, dilansir di Bernama, Selasa (28/4).

Di masa kini, seruan azan disiarkan melalui radio dan televisi. Kendati demikian, tradisi tembak meriam itu tetap dipertahankan di kota ini.

Mohd Razli mengatakan, ada empat personel dari gudang senjata markas polisi Pekan yang ditugaskan untuk membunyikan tembakan meriam itu. Selain tembakan meriam tunggal untuk mengumumkan waktu berbuka puasa, menurutnya, ada dua tembakan yang dilepaskan untuk menandai awal puasa Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri. 

Tembakan meriam itu dibunyikan setelah adanya pengumuman oleh pejabat pemerintah Malaysia yang disebut Keeper of the Rulers'Seal. "Biasanya, kami akan melakukan tes sepekan sebelum dimulainya puasa Ramadhan untuk memastikan meriam dalam keadaan baik. Mereka akan diperiksa lagi setelah pengumuman Idul Fitri dan disimpan untuk digunakan pada tahun berikutnya," ujarnya.

Sementara itu, Kopral Mohd Zahri Ab Rahman, yang telah ditugaskan untuk menembakkan meriam sejak 2003, mengatakan tim akan melakukan persiapan selama 10 menit sebelum waktu sholat magrib tiba. Selanjutnya, meriam akan ditembakkan sebelum anggota tim sendiri berbuka puasa. Menurutnya, dua anggota tim bergiliran untuk membunyikan tembakan meriam setiap harinya.

"Saya sudah diinstruksikan oleh petugas sebelum saya berbuka, agar masyarakat tidak terlambat berbuka puasa. Selain itu, tugas ini hanya membutuhkan beberapa detik dan kami sendiri tidak akan terlambat berbuka puasa," katanya.