Selasa 28 Apr 2020 14:08 WIB

Jokowi Perkirakan Puncak Panen Beras Capai 5,62 Juta Ton

Defisit stok akan berubah surplus saat panen raya pada April ini.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Friska Yolandha
Panen raya (ilustrasi). Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan pasokan beras saat ini dalam kondisi defisit di tujuh provinsi. Kendati demikian, ia memperkirakan stok beras akan kembali aman saat puncak panen raya di April ini.
Foto: Kementan
Panen raya (ilustrasi). Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan pasokan beras saat ini dalam kondisi defisit di tujuh provinsi. Kendati demikian, ia memperkirakan stok beras akan kembali aman saat puncak panen raya di April ini.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan pasokan beras saat ini dalam kondisi defisit di tujuh provinsi. Kendati demikian, ia memperkirakan stok beras akan kembali aman saat puncak panen raya di April ini.

Jokowi menyebut, pada puncak panen raya, produksi beras pun diperkirakan bisa mencapai 5,62 juta ton. Hal ini disampaikannya saat membuka rapat terbatas lanjutan pembahasan antisipasi kebutuhan pokok di Istana Bogor, Selasa (28/4).

Baca Juga

“Kita berharap puncak panen raya di bulan April ini produksi beras kita, kemarin saya mendapatkan laporan, bisa mencapai 5,62 juta ton. Ini sangat bagus,” kata dia.

Jokowi menekankan, agar manajemen pengelolaan beras di dalam negeri ditingkatkan guna menghadapi ancaman krisis pangan yang sebelumnya telah disampaikan oleh Organisasi Pangan dan Pertanian dunia (FAO) imbas dari pandemi corona saat ini. Karena itu, ia menginstruksikan agar ketersediaan beras betul-betul dihitung secara akurat.  

“Sekali lagi kalkulasi secara detil, hitung betul secara detil mengenai ketersediaan stok , tentu saja dengan memperhitungkan stok di masyarakat, stok di penggilingan, stok di gudang, dan stok di bulog,” tambah dia.

Presiden pun juga meminta agar Bulog tetap membeli gabah milik petani dengan harga yang layak dan fleksibilitas yang memadai. Selain itu, Jokowi juga meminta agar dilakukan antisipasi stok beras nasional menghadapi kemungkinan kemarau panjang di 2020 meskipun prediksi dari BMKG tak menyebutkan adanya cuaca yang ekstrem.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement