Selasa 28 Apr 2020 11:05 WIB

Imbas Corona, Boeing Berencana Cari Pinjaman untuk 6 Bulan

Boeing juga memprediksi tidak membayar dividen lagi selama bertahun-tahun.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Friska Yolandha
Pesawat terparkir di belakang tanda properti Boeing di pabrik produksi Boeing, Renton, Washington, Senin (20/4). Perusahaan multinasional Boeing Co perlu meminjam lebih banyak uang selama enam bulan ke depan untuk bergulat dengan tekanan ekonomi sebagai dampak pandemi Covid-19 dan kebijakan grounded untuk jet 737 MAX-nya.
Foto: AP / Elaine Thompson
Pesawat terparkir di belakang tanda properti Boeing di pabrik produksi Boeing, Renton, Washington, Senin (20/4). Perusahaan multinasional Boeing Co perlu meminjam lebih banyak uang selama enam bulan ke depan untuk bergulat dengan tekanan ekonomi sebagai dampak pandemi Covid-19 dan kebijakan grounded untuk jet 737 MAX-nya.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Perusahaan multinasional Boeing Co perlu meminjam lebih banyak uang selama enam bulan ke depan untuk bergulat dengan tekanan ekonomi sebagai dampak pandemi Covid-19 dan kebijakan grounded untuk jet 737 MAX-nya. Seperti dilansir Reuters, Senin (27/4), perusahaan itu juga memprediksi tidak membayar dividen lagi selama bertahun-tahun.

Kepala Eksekutif Boeing David Calhoun mengatakan, dua rencana tersebut dibutuhkan untuk mampu melewati momen yang sangat sulit ini. "Untuk menyediakan likuiditas yang tepat demi rantai pasokan industri kami," tuturnya dalam pertemuan umum tahunan perusahaan yang diadakan secara virtual, Senin (27/4).

Baca Juga

Calhoun menambahkan, Boeing akan terus memesan suku cadang dan jasa dari pemasoknya untuk memastikan perusahaan kecil dapat terus 'bergerak' dan tetap bertahan selama penurunan permintaan di tengah pandemi saat ini.

"Kami harus tetap menjaga agar aliran uang tetap mengalir ke rantai pasokan, sehingga mereka dapat memperkirakan bagaimana mereka akan beroperasi," kata Calhoun.

Boeing sedang mencoba mengembalikan jet 737 MAX-nya terbang setelah dua kecelakaan fatal. Bahkan, ketika industri penerbangan kini sedang tertekan akibat pandemi yang menurunkan permintaan seiring kebijakan restriksi penerbangan.

Calhoun mengatakan, Boeing memperkirakan, butuh waktu dua hingga tiga tahun bagi industri perjalanan untuk kembali ke tingkat normal seperti tahun lalu. Selain itu, butuh waktu beberapa tahun lagi bagi pertumbuhan tren jangka panjang industri untuk kembali.

Dalam kesempatan itu, Calhoun juga memperingatkan para pemegang saham bahwa dirinya tidak yakin Boeing dapat melanjutkan pembayaran dividen dalam jangka menengah. "Proses (pemulihan) dapat memakan waktu tiga hingga lima tahun. Ini butuh waktu, sebelum dividen bisa dikembalikan," ujarnya.

Boeing menarik seluruh batas kredit 13,8 miliar dolar AS dan telah menangguhkan dividennya. Jumlah pengiriman Boeing pada kuartal pertama ini hanya sepertiga dari realisasi tahun lalu, 149 buah, dan menjadi terendah sejak 1984.

Sebelumnya, Boeing juga membatalkan kesepakatan senilai 4,2 miliar dolar AS untuk divisi penerbangan komersial Embraer SA pada akhir pekan lalu. Kebijakan ini mendorong perusahaan asal Brasil tersebut untuk memulai arbitrasi.

Dalam pertemuan umum tahunan, Calhoun menjelaskan, negosiasi perusahaan untuk divisi pembuatan jet regional Embraer tidak lagi membantu. "Kami bekerja keras selama dua tahun untuk menyelesaikan transaksi, tapi pada akhirnya kami tidak dapat mencapai resolusi mengenai kondisi kritis yang tidak terpenuhi untuk kesepakatan tersebut," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement