Selasa 28 Apr 2020 11:02 WIB

Kebijakan Nasionalisme Membuat Dunia Sulit Hadapi Pandemi

Kata Bill Gates, Kebijakan Nasionalisme Membuat Kita Semakin Sulit Hadapi Pandemi

Rep: wartaekonomi.co.id/ Red: wartaekonomi.co.id
Kata Bill Gates, Kebijakan Nasionalisme Membuat Kita Semakin Sulit Hadapi Pandemi. (FOTO: Reuters.)
Kata Bill Gates, Kebijakan Nasionalisme Membuat Kita Semakin Sulit Hadapi Pandemi. (FOTO: Reuters.)

Warta Ekonomi.co.id, Jakarta

Miliarder dan filantropis Microsoft, Bill Gates, meyakini bahwa adanya nasionalisme dalam setiap negara membuat dunia berada pada posisi yang salah untuk mengatasi pandemi virus corona.

Dalam sebuah wawancara bersama The Times, Gates ditanya apakah politisi saat ini siap untuk menanggapi krisis.

Baca Juga: Bill Gates: Satu-satunya Cara Mengembalikan Dunia Seperti Semula Adalah Vaksin

“Saya memang berpikir fakta bahwa dunia bergerak secara nasionalisme dan negara-negara menjaga diri mereka sendiri, pembingkaian itu memang tidak membantu. Kami semua berharap telah mengangkat seruan yang lebih cepat. Sangat sedikit orang yang mendapat nilai A dalam hal apa yang telah mereka lakukan dalam situasi ini," ujar Gates sebagaimana dikutip dari Business Insider di Jakarta, Selasa (28/4/2020).

Meski pada awalnya Gates tidak ingin menyebutkan negara tertentu, tapi menurutnya Inggris, AS, India, Brasil, dan banyak negara lain malah bergerak ke arah politik nasionalis dalam beberapa tahun terakhir.

Bill Gates menilai negara-negara tersebut pada awalnya meremehkan atau terus mengecilkan tingkat ancaman virus corona ini.

Gates juga mengatakan kepada The Times bahwa dia tidak berpikir pemerintah bersikap untuk melakukan lockdown, menurutnya jika lockdown tidak dilaksanakan kita akan melihat "yang terburuk dari kedua dunia" dalam hal penyebaran penyakit maupun penurunan ekonomi .

"Jika Anda mencapai jutaan kematian maka semakin banyak orang akan mengubah perilaku mereka sehingga Anda akan mendapatkan situasi yang ekstrem," katanya.

Pemerintah Inggris pada awalnya menyusun rencana untuk melakukan “herd immunity” terhadap virus dengan membiarkannya menyebar dalam populasi. Namun akhirnya mereka mengabaikan kebijakan itu setelah seorang ilmuwan terkemuka memperingatkan rencana itu akan menyebabkan jumlah kematian 510.000 orang.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement