Selasa 28 Apr 2020 06:01 WIB

Jutaan Warga Australia Unduh Aplikasi Pelacakan Covid-19

Hanya dua jam dirilis, dua juta warga Australia unduh aplikasi pelacakan Covid-19.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nora Azizah
Hanya dua jam dirilis, dua juta warga Australia unduh aplikasi pelacakan Covid-19 (Foto: ilustrasi aplikasi pelacakan Covid-19)
Foto: EPA-EFE / DARREN INGGRIS AUSTRALIA DAN SELAND
Hanya dua jam dirilis, dua juta warga Australia unduh aplikasi pelacakan Covid-19 (Foto: ilustrasi aplikasi pelacakan Covid-19)

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Pemerintah Australia mengatakan hanya beberapa jam setelah dirilis 2 juta warga mengunduh aplikasi pelacakan kontak Covid-19. Negeri Kanguru juga berencana untuk memperluas pemeriksaan virus yang dikenal Covid-19.

Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengatakan, banyaknya pemeriksaan dan warga yang mengunduh aplikasi CovidSafe menjadi salah satu syarat untuk melonggarkan kebijakan pembatasan ruang gerak. Langkah yang diterapkan demi memutus rantai penularan Covid-19.

Baca Juga

Aplikasi itu dikritik banyak organisasi perlindungan privasi. Sejauh ini Australia sudah mengkonfirmasi lebih dari 6.700 kasus infeksi dan tapi hanya 83 kasus kematian.

Jauh lebih rendah dibandingkan negara-negara Barat lain seperti Amerika Serikat. Menteri Kesehatan Australia Greg Hunt mengatakan aplikasi pelacakan yang diluncurkan pada Ahad (26/4) sudah diunduh 2 juta orang pada pukul tujuh malam, Senin (27/4), waktu setempat.

Artinya sekitar 8 persen populasi Australia. Pemerintah Australia mengatakan agar langkah ini efektif. Setidaknya 40 persen populasi harus mengunduh aplikasi ini.

"Upaya ini akan membantu melindungi diri kami sendiri, keluarga kami, perawat-perawat kami dan dokter-dokter kami," kata Hunt dalam pernyataanya, Senin (27/4), dikutip reuters.

Aplikasi tersebut dikembang dari aplikasi Singapura TraceTogether dan menggunakan sinyal Bluetooth untuk menilai jarak antar pengguna. Aplikasi itu diharapkan dapat membantu petugas medis melacak orang-orang yang berpotensi terinfeksi Covid-19.

Kelompok masyarakat sipil khawatir pemerintah akan mempertimbangkan untuk menggunakan aplikasi itu menginvasi privasi individu. Tapi pemerintah Australia menegaskan CovidSafe tidak melacak lokasi pengguna dan dikembangan dengan aman.

Dalam 24 jam terakhir Australia hanya melaporkan tujuh kasus infeksi baru. Kepala Petugas Medis Australia Brendan Murphy akan menambah pemeriksaan untuk melacak kasus-kasus tanpa gejala.

Perdana Menteri Negara Bagian Victoria Daniel Andrews mengatakan pemerintahannya akan membuka lokasi pemeriksaan di tempat parkir pusat perbelanjaan. Ia juga akan memeriksa masyarakat di rumah dan kantor mereka.

Negara Bagian Queensland dan Western Australia mengatakan pekan ini mereka akan mulai melonggarkan beberapa pembatasan. Jumlah kasus baru di dua negara bagian itu sudah menyentuh satu digit.

Sementara Negara Bagian Victoria dan New South Wales yang paling padat di Australia masih menerapkan karantina wilayah yang ketat. Kedua negara bagian itu memiliki jumlah kasus infeksi tertinggi di Australia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement