Selasa 28 Apr 2020 06:01 WIB

Menerawang Masa Depan Pendidikan Jarak Jauh di Indonesia

Pendidikan jarak jauh bisa mendistribusikan ilmu pengetahuan yang merata.

Pendidikan jarah jauh diyakini mampu mendistribusikan ilmu pengetahuan secara maksimal dan merata ke seluruh rakyat Indonesia.
Foto: Yogi Ardhi/Republika
Pendidikan jarah jauh diyakini mampu mendistribusikan ilmu pengetahuan secara maksimal dan merata ke seluruh rakyat Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dunia saat ini masih dalam masa kesedihan di mana wabah Covid-19 terus menyebar dengan cepat. Lebih dari 202 negara, termasuk Indonesia terpapar covid-19.

Pemerintah Indonesia melalui Badan Nasional dan Penanggulangan Bencana (BNPB) menetapkan Status Bencana Covid-19 hingga 29 Mei 2020. Beberapa langkah telah dilakukan oleh pemerintah untuk mencegah penyebaran covid-19, di antaranya adalah social distancing.

Langkah ini mengakibatkan banyak perkantoran yang harus bekerja dari rumah dan seluruh lembaga pendidikan melakukan konsep pendidikan jarak jauh. Pendidikan jarak jauh ini dilakukan dengan berbagai media seperti media sosial, start up pendidikan, hingga website e-learning masing-masing lembaga pendidikan.

Apa itu Pendidikan Jarak Jauh?

Pendidikan jarak jauh menurut Moore (1973) adalah sekumpulan metodis pengajaran, di mana aktivitas pengajaran dilaksanakan secara terpisah dari aktivitas belajar. Pemisah kedua kegiatan tersebut dapat berupa jarak fisik, misalnya karena peserta ajar bertempat tinggal jauh dari lokasi institusi pendidikan.

Sedangkan menurut Rudolf Manfred Delling (1985) menyatakan pendidikan jarak jauh secara umum berupa kegiatan terencana dan sistematis yang terdiri dari pilihan didaktik  persiapan, dan presentasi bahan ajar serta pengawasan dan dukungan pembelajaran siswa, yang dicapai dengan menjembatani jarak fisik antara siswa dan guru melalui (minimal) satu media teknis yang tepat.

Dari dua definisi diatas tentu pendidikan jarak jauh ini membutuhkan banyak media agar aktivitas pembelajaran tersampaikan dari guru kepada siswa. Pada dasarnya ada dua konsep yang mendasar pendidikan jarak jauh. Pertama adalah niat yang kuat untuk memberikan kesempatan pendidikan dan pengajaran “seluas-luasnya” kepada siapa saja dengan biaya yang terjangkau (Atwi, 1992) tanpa mengenal umur, jenis kelamin, domisili, dan latar belakang pendidikan. Kedua adalah niat untuk menjadikan dan pengajaran tidak hanya sebagai Social and moral imperatif tetapi juga sebagai economicnecessity (Sharma dalam Aria Jalil, 1994).

Dalam sejarah, akar pendidikan jarak jauh dimulai pada 1833 yaitu sebuah iklan di koran Swedia memuji kesempatan untuk belajar “komposisi melalui medium dari pos”. Lalu pada 1840, pos Enny yang baru didirikan di Inggris menawarkan Instruksi singkat melalui korespondensi (Estu Miyarso). Semua Pendidikan Jarak Jauh dilakukan dengan cara korespondensi.

Pada 1920, kemajuan teknologi komunikasi elektronik membantu menentukan media dominan pendidikan jarak jauh. Setidaknya ada 176 stasiun radio dibangun di institusi pendidikan (Estu Miyarso). Pendidikan jarak jauh terus berkembang hingga saat ini.

Pendidikan Jarak jauh di Indonesia

Di Indonesia sistem pendidikan jarak jauh sudah lama diterapkan, pendidikan jarak jauh pertama di Indonesia adalah Universitas Terbuka, UT diresmikan oleh Presiden Soeharto pada 4 September 1993. Kuliah perdana Universitas Terbuka melalui TVRI disampaikan oleh Prof Dr Surriitro Djojohadikusumo. Keesokan harinya Mendikbud, Prof Dr Nugroho Notosusanto melantik Prof Dr Setijadi sebagai Rektor UT yang pertama.

Payung hukum penyelenggaraan Pendidikan Jarak Jauh di Indonesia adalah UU No 12 Tahun 2012 tentang pendidikan tinggi, Permendikbud No 24 Tahun 2012, Permendikbud No 109 Tahun 2013 serta Permenristekdikti No 51 Tahun 2018.

Dengan adanya Permenristekdikti No 51 Tahun 2018, pendidikan jarah jauh bukan lagi monopoli Universitas Terbuka, tetapi menjadi persaingan antar universitas untuk melaksanakan pendidikan jarak jauh. Sudah ada beberapa di antaranya universitas negeri dan swasta yang menyelenggarakan pendidikan jarak jauh. Seperti UI, UGM, UNPAD, ITB, Universitas Gunadarma, Binus, Universitas Mercu Buana dan juga universitas lainnya.

Tentu ke depan akan semakin banyak perguruan tinggi atau bahkan sekolah menengah yang melaksanakan pendidikan jarak jauh, selain karena pandemi covid-19, tentu perkembangan zaman menuntut untuk distribusi ilmu pengetahuan dengan cepat.

Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke [email protected].
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement