Senin 27 Apr 2020 22:34 WIB

LazisNU Distribusikan Ribuan Paket Sembako ke Guru Ngaji

Guru ngaji dan ustadz ikut mendapatkan bantuan sembako.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Nashih Nashrullah
NU Care Lazisnu distribusikan sembako untuk kaum dhuafa terdampak corona.
Foto: Istimewa
NU Care Lazisnu distribusikan sembako untuk kaum dhuafa terdampak corona.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – NU Care-LazisNU memiliki program untuk membantu para ustadz yang mengajar Alquran atau guru ngaji di masyarakat. Program ini bahkan telah dimulai sebelum memasuki bulan Ramadhan  

Ketua PP NU Care-LazisNU, Achmad Sudrajat, menuturkan, pihaknya telah mendistribusikan kepada kaum difabel, marbut masjid, guru ngaji di masjid tersebut, ojek online, dan kaum dhuafa. 

Baca Juga

“Dan kami sudah ada program sembako untuk para guru ngaji. Kami fokus membantu mereka," kata dia kepada Republika.co.id, Ahad (26/4).

Sudrajat melanjutkan, Lazisnu telah menyiapkan 13 ribu paket sembako yang akan didistribusikan. Paket sembako ini di antaranya terdiri dari beras, minyak goreng, gula dan masker. "Insya Allah kita akan tambah kemungkinan sampai 50 ribu paket sembako," jelas dia.

NU Care-Lazisnu, ucap Sudrajat, akan berkoordinasi dengan Majelis Wakil Cabang dan Pengurus Cabang NU untuk pendataan jumlah guru ngaji yang patut menerima sembako tersebut. 

Basis data tersebut berasal dari MWC dan PCNU agar mendapatkan informasi yang rinci dan didistribusikan dengan tepat sasaran.

"Yaitu guru-guru ngaji yang ada di tengah masyarakat. Bukan pendakwah di televisi. Kita fokus memikirkan guru-guru ngaji di kampung-kampung, di masyarakat. Makanya, kita mendata sampai ke daerah-daerah," ujar dia.  

Pendistribusian paket sembako itu, jelas Sudrajat, akan dimulai pada pekan depan secara serentak di wilayah Jabodetabek. Selain Jabodetabek, sembako tersebut juga akan didistribusikan ke daerah-daerah lain seperti Banten, Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Lampung.  

Dia menyadari, guru-guru ngaji di wilayah tersebut memerlukan uluran tangan karena banyak daerah di sana yang ditutup tanpa ada aktivitas akibat pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). 

"Ketika pengajian ditutup, mereka ikut ditutup kan?. Kalau mereka tidak punya sampingan ya dia benar-benar off. Nah ini yang kita bantu," kata dia.

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement