Senin 27 Apr 2020 21:53 WIB

Longsor Putuskan Jalur Liwa - Krui Lampung

Akses satu-satunya dari kedua kota tersebut terputus total.

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Andi Nur Aminah
Petugas mengoperasikan alat berat saat evakuasi material longsor (ilustrasi)
Foto: ANTARA/Iman Firmansyah
Petugas mengoperasikan alat berat saat evakuasi material longsor (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Hujan deras yang mengguyur lebih dari tiga jam menyebabkan tanah lonsor di jalan lintas yang menghubungkan Kota Liwa (Kabupaten Lampung Barat) - Krui (Kabupaten Pesisir Barat) Provinsi Lampung, Senin (27/4). Tidak ada korban jiwa, namun akses satu-satunya kedua kota tersebut terputus total.

Berdasarkan keterangan Briptu Made Suwirya, anggota Satlantas Polres Lampung Barat, tanah longsor terjadi pada Senin (27/4) petang, setelah hujan mengguyur dengan deras sejak siang hingga petang hari. "Kami Satlantas Polres Lampung Barat, masih berkoordinasi dengan Dinas PUPR Lampung Barat untuk menangani tanah longsor," kata Briptu Made Suwirya dalam keterangannya, Senin (27/4).

Baca Juga

Menurut dia, kejadian tanah longsor di jalan lintas Liwa-Krui KM 2 dari bundaran Kota Liwa, ibu kota Kabupaten Lampung Barat, terjadi pada Senin petang. Dalam kejadian ini, membuat arus lalu lintas dari kedua kota tersebut terputus total.

Jalan lintas tersebut yang dikenal penuh perbukitan terjal dan tajam, hanya satu-satunya akses yang bisa dilalui. Karena di sekitarnya hutan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan.

BPBD Kabupaten Lampung Barat masih menunggu kedatangan alat berat untuk membersihkan material tanah yang menutupi badan jalan setinggai tiga meter. Kejadian tanah longsor yang menutupi seluruh badan dan bahu jalan membuat arus orang dan kendaraan terputus total.

Kendaraan roda dua dan empat terpaksa melintas di jalan lintas barat melalui Kotaagung, Kabupaten Tanggamus. Jalan lintas Provinsi Lampung tersebut menjadi satu-satunya akses yang menghubungkan Kabupaten Lampung Barat dan Kabupaten Pesisir Barat.

Aktivitas warga di kedua kabupaten itu kerap membat mereka melalui jalur itu. Termasuk mobil antarkota antarprovinsi dari Bengkulu dan Padang. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement